Minggu, 10 Januari 2016

QUANTUM BAB 1










   
QUANTUM









BY
RAGIEL JEPE











EPISODE 1



Layar hologram menampilkan beberapa manusia berbaju kuning yang sedang melambai-lambaikan tangan ke arah kamera. Wajah mereka terlihat sangat ceria, seorang lelaki berambut ikal beberapa kali tersenyum ketika menyadari kamera sedang menyorot ke arahnya. Begitu juga dengan seorang wanita berbibir tebal, dia tak henti-hentinya melompat kegirangan begitu namanya dipanggil oleh seorang wanita berkacamata.
Wanita berkacamata itu mulai mengabsen satu persatu orang yang ada di sebuah ruangan dikelilingi kaca itu. Dia mencoba mencocokan dengan daftar nama yang ada catatannya. Beberapa manusia berseragam putih masuk untuk mengecek apakah mereka layak untuk mendapat giliran kali ini. Mereka adalah para dokter yang akan mengecek kelayakan manusia-manusia berbaju kuning yang biasa disebut dengan Quantum.
“Ross.” Wanita berkacamata itu memanggil salah satu dari para Quantum. Dan tak berapa lama kemudian seorang wanita berjidat lebar maju ke hadapan wanita berkacamata itu. “Periksa dia,” katanya berpaling ke arah para dokter.
“Ikuti aku.” Kata salah satu dari dokter berrahang persegi itu kepada wanita yang bernama Ross. Ross mengangguk dengan wajah ceria, dia mengikuti sang dokter ke sebuah ruangan yang penuh dengan peralatan medis yang canggih, sang dokter mulai memeriksa tubuh Ross, mengecek sampel darah hingga kondisi mata.
“Semuanya oke,” kata dokter itu tanpa ekspresi. “Kamu kembali bersama yang lain.”
Ross mengangguk senang, dia kembali bergabung bersama para Quantum yang lain.
“Oke semuanya sudah siap?” Wanita itu kembali berseru kepada Quantum yang terlihat sangat bersemangat dengan apa yang akan mereka lakukan. “Dua menit lagi kita berangkat.”
“Siap!” Jawab mereka serempak. Wanita itu kembali mencatat sesuatu di notesnya. Dia menekan sebuah panel di dinding kaca, memunculkan sebuah kapsul besar untuk menampung Quantum. Setelah semua Quantum bersiap untuk melakukan tur itu. Wanita itu kembali menekan panel, dan tak berapa lama kemudian kapsul itu meluncur ke bawah, menyisakan sebuah pekikan kesenangan menanti mereka di sebuah tempat nun jauh di sana.
Setelah itu layar langsung padam.
Anak laki-laki itu menelan ludah begitu melihat tayangan  di layar. Berbagai macam pertanyaan meledak-ledak di dalam kepala, begitu menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh dengan semua ini. Pertama, tentang kenapa dia tidak bisa mengingat beberapa kenangan selain nama dan usianya. Kedua, tentang beberapa dokter nyaris tanpa ekspresi itu, ketiga tentang alasan kenapa dia bisa ada di tempat ini.
Namaku Eric, usiaku delapan belas tahun. Hanya dua kalimat itulah yang terus bergaung di dalam kepalanya, walau sekilas memang dia bisa melihat beberapa kenangan berkelebat di dalam kepala, tentang bunga bugenvil, gubuk, hutan, dan domba. Namun, semakin dia mencoba menguatkan untuk mengingat semua memori itu, kenangan itu semakin melebur begitu saja. Membuatnya frustasi, seperti menggaruk rasa gatal di dalam kulit.
Ruangan tempat dia sekarang berada merupakan sebuah kamar berukuran enam meter persegi, terdapat dua buah ranjang dengan kasur yang empuk dan bantal-bantal gemuk. Di ruangan inilah biasanya anak laki laki itu tidur dan bangun pada paginya sebelum melakukan berbagai macam kegiatan yang dilakukan bersama teman sekamar bernama Zid.
Dia mencoba mengingat kejadian tiga hari yang lalu, ketika terbangun dan mendapati sudah berada di tempat aneh ini. Saat itu, Miss Cleo¾dia adalah wanita berkacamata yang dilihat di layar tadi, mengatakan bahwa dia sudah berada di Roxie. Namun ketika dia bertanya apa itu Roxie, Miss Cleo hanya menggeleng dan membawanya ke sebuah ruangan medis dengan beberapa dokter tanpa ekspresi.
Setelah menjalani beberapa tes kesehatan, mengecek golongan darah, mengecek keadaan ginjal dan jantung, Miss Cleo kembali membawanya ke ruangan ini, dan mengatakan dengan suaranya yang angkuh bahwa seluruh kondisi organ tubuhnya bagus. Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan tentang apa itu Roxie.
Sampai ketika Eric bertemu dengan Zid, teman sekamarnya. Dia seorang remaja berambut keriting dengan tatapan matanya yang sayu. Zid menceritakan sejauh mana dia tahu tentang Roxie dan Quantum. Dia juga sama tidak mengertinya dengan Eric, tentang alasan kenapa mereka bisa berada di sini, tentang memori masa lalu yang hilang. Bahkan Zid lebih parah dalam kehilangan memori, jika Eric masih bisa mengingat nama dan usianya, Zid sama sekali tidak bisa mengingatnya, nama Zid diberikan Miss Cleo, sedangkan masalah usia, Zid hanya bisa menebak bahwa mungkin dia berusia sembilan belas tahun, lebih tua satu tahun dari Eric.
Menurut penjelasan Zid, Roxie adalah sebuah kota maju bekas reruntuhan sebuah negera yang dulunya bernama Indonesia. Konon Indonesia hancur karena adanya perang saudara, perseturuan antara dua kubu yang saling berebut kekuasaan, ketamakan manusia akan keinginannya untuk berkuasa mencuat adanya perang itu. Perang nuklir membinasakan manusia dengan ketamakan mereka. Dan dari sekian banyak kota yang dulu ada di Indonesia, Roxie-lah satu-satunya kota yang masih bisa bertahan dari kepunahan.
“Lalu apa itu Quantum?”
“Quantum adalah sebutan bagi mereka-mereka yang terpilih untuk melakukan sebuah tur?” kata Zid menyisir rambut ikalnya dengan tangan. “Tapi tentang kebenarannya aku tidak pernah tahu.”
“Tur apa?”
“Tur untuk melihat sisa-sisa kehidupan di masa lampau,” jawab Zid dengan suara dalam. “Menurut kabar yang beredar, masih ada beberapa pulau yang masih cukup terjaga keasriannya sampai saat ini, namun pulau itu terletak sangat jauh dari Roxie. Masih menurut cerita yang aku dengar dari Rosmeta, kamu tahu dia kan tukang masak di tempat ini?” Eric mengangguk mendengarnya, berharap Zid kembali menceritakan tentang tur itu. “Menurut Rosmeta, tempat itu sangat indah. Sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan.”
Begitulah percakapan pertama Eric dengan Zid, dia menceritakan beberapa cerita yang dia tahu tentang Roxie dan Quantum. Tentang pulau di luar sana yang konon katanya masih menyisakan jejak-jejak kehidupan masa lampau. Jujur, Eric sebenarnya juga ingin tahu seperti apa keadaan Indonesia di masa lampau. Mengingat di kota ini, hanya ada bangunan-bangunan tinggi yang mencakari langit dengan segala kecanggihannya.
Pintu menggeser terbuka, Miss Cleo datang dengan wajah angkuhnya, kacamata bingkai kucing menghiasi mata hitam kumbangnya. Dia menekan beberapa tombol panel di dinding, sebuah sinar hijau menyorot tubuh Eric, menciptakan sebuah diagram di layar, dia menandai tepat di mana jantung Eric berada. Rasanya seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh begitu Miss Cleo menekan diagram tubunya dan memasukan sebuah garis kecil seukuran jarum.
Setelah Miss Cleo selesai melakukan pengecekan tubuh, dia menyuruh Eric untuk bergabung dengan yang lain. Kejadian yang terjadi kemarin tampaknya masih sangat teringat di ingatan Miss Cleo, ketika Eric menghajar seorang yang sangat sok bernama Hendrik.
“Waktunya sarapan,” kata Miss Cleo dengan suara angkuh. “Jika kamu melakukan hal bodoh seperti kemarin. Aku tidak sungkan-sungkan mengurungmu di Rumah Tahanan, Eric.”
“Dia menghina temanku Miss,” jawab Eric cepat.
“Apa pun itu, berkelahi bukanlah hal yang diperbolehkan di Roxie.”
Eric hanya diam mendengarnya. Bosan jika harus berdebat dengan Miss Cleo mengenai peraturan di tempat ini.
Eric mengikuti Miss Cleo menuju sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk sarapan. Ruangan ini luas dengan kursi dan meja yang memanjang beberapa deret. Ruangan ini juga dilengkapi dengan beberapa kamera pengawas.
Zid melambai ke arahnya ketika dia berjalan ke arah mejanya dengan nampan berisi makanan berupa bubur dan sup daging kelinci. Beberapa orang yang dilewati memandang sinis ke arah Eric. Mungkin mereka masih teringat dengan apa yang dilakukan dengan Hendrik kemarin.
“Halo Eric,” sapa Zid terlihat sangat lahap menyantap sup daging kelinci. Dia duduk sendirian di meja makan itu. Sudah dua hari Eric berada di tempat ini, dan dia tahu bahwa tidak ada satu pun penghuni Roxie yang menyukai Zid. Entah karena rambut keritingnya, atau karena mata sayunya. Tapi yang jelas Zid adalah anak yang cukup menyenangkan.
Eric meletakan mampan berisi bubur dan sup daging kelinci itu di atas meja. Bisik-bisik seperti desis api bergaung di belakang. Eric yakin peristiwa yang terjadi kemarin dengan Hendrik tidak mudah untuk mereka lupakan.
“Kamu berhasil mematahkan hidungnya,” kata Zid terus menyantap buburnya hingga tandas. “Kamu tahu, selama hampir satu tahun aku tinggal di tempat ini, baru kamu yang berani melawan Hendrik. Aku curiga jika kamu dulunya adalah seorang petarung.”
Eric mengangkat bahu sebagai jawaban. Berusaha menelan bubur buatan Rosmeta yang sedikit asam. Tapi harus diakui sup daging kelinci ini memang benar-benar enak.
“Ada kabar apa dalam dua hari kemarin?” tanya Eric ketika dia menghabiskan sup itu tanpa tersisa. “Rasanya aku tidak mendengar berita apa pun ketika aku ditahan, selain tayangan tentang Quantum itu.”
“Tidak ada kabar yang luar biasa kukira,” jawab Zid mengelap mulutnya dengan pergelangan tangan kirinya. “Seperti biasa, mereka selalu melakukan pengecekan tubuh, mencoba apakah kami terlalu makan banyak kolesterol atau kelebihan zat yodium, dan lain sebagainya.”
“Menurutmu apa yang membuat para dokter begitu memperhatikan keadaan organ dalam tubuh kita Zid?” Eric menyingkirkan nampan begitu saja.
Zid menggeleng mendengarnya. “Tentang kepastiannya aku tidak pernah tahu, Eric, mungkin saja ini ada hubungannya dengan para Quantum, mungkin para dokter menginginkan agar keadaan tubuh kita baik-baik saja sebelum terpilih menjadi Quantum dan melakukan tur itu.”
“Aku sebenarnya cukup penasaran tentang tur itu,” bisik Eric. “Apakah tidak ada yang pernah menjelaskan lebih lanjut kepadamu tentang tur itu?”
Zid menggeleng mendengarnya. “Mungkin itu rahasia di Roxie. Tapi entahlah, terkadang aku juga merasa ada beberapa yang janggal dengan sistem pemerintahan kota ini. Tentang alasan kenapa ingatan masa lalu kita hilang.”
“Nah itu dia salah satu keganjilan yang aku rasa di tempat ini,” kata Eric melanjutkan, dan ketika dia mengatakan hal itu, sebuah kenangan tentang domba berkelebat di dalam kepalanya. “Apa memang mereka sengaja melakukan hal itu terhadap kita, menghapus semua kenangan masa lalu kita untuk tujuan sesuatu.”
“Mungkin saja,” jawab Zid acuh. “Tapi siapa yang peduli, mungkin saja para dokter itu yang melakukannya untuk suatu kepentingan.”
“Apa kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini Zid?” tanya Eric semangat. “Tentang alasan kenapa kita bisa ada di tempat ini. Tentang alasan kenapa kenangan masa lalu kita bisa hilang.”
Zid menatap Eric dengan tajam, seolah apa yang  dia katakan terdengar seperti ide gila. “Aku tidak yakin kita bisa melakukan itu.” Katanya pelan. “Hampir semua tempat di sini selalu diawasi oleh kamera.”
“Aku tahu,” kata Eric sebal, mengakui bahwa ucapan Zid benar. “Tapi aku akan tetap mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini. Tentang alasan kenapa kita bisa berada di sini.”
Zid hanya terdiam mendengarnya.

Sabtu, 09 Januari 2016









Sekapur sirih tentang pembuatan novel MARS..
..
..

Mars adalah novel perdanaku yang diterbitkan secara Indie di Penerbit Lampion. Ide awal pembuatan cerita ini berdasarkan mimpi yang terjadi di awal 2012. Saat itu aku bermimpi bertemu dengan seorang gadis berambut pirang yang ternyata seorang gadis alien. Singkat cerita aku dibawa ke sebuah pesawat berbentuk cakram dan masuk ke sebuah ruangan yang sangat aneh. Namun sebelum mimpi itu selesai, tiba-tiba aku terbangun karena alarm.
..
Setelah mengalami mimpi itu. Seolah ada yang menggelitik di dalam kepala. Rasa penasaran akan mimpi itu terus mengusik hingga entah kenapa membuatku merasa sangat ingin untuk menuliskan kisah si gadis berambut pirang.
..
Pada awalnya aku menuliskan cerita itu di buku tulis. Maklumlah, saat itu belum punya laptop (tidak mampu beli... hehehe) dan aku sama sekali buta dengan dunia literasi. Mulai apa itu POV, EYD dan segala tetek bengeknya. Namun bisa dikatakan secara ajaib, pada 12 Februari 2013 (ingat betul dengan tanggal ini) tiba-tiba ada yang memberiku laptop bekas. Ya, walaupun laptop jadul, setidaknya bisa buat ngetik-ngetik.
...

Singkat cerita aku kemudian memindah semua catatan di buku tulis ke laptop. Dan saat itu aku tidak peduli dengan yang namanya EYD, yang terpenting saat itu adalah segera menyelesaikan cerita itu sehingga unek-unek di kepala yang terasa seperti bom waktu akhirnya tertuangkan ke tulisan. Kalau ditanya bagaimana rasanya, mungkin sangat lega setelah menuliskannya, walaupun aku sadar bahwa tulisan itu masih sangat amburadul.
..
Berikut beberapa fakta yang ada di novel Mars
-
-
1. Jordan
    Nama Jordan aku ambil dari salah satu nama temanku yang sangat berjasa. Dialah orang yang selalu memberikan semangat untuk menuliskan cerita itu. Bisa dikatakan bahwa Jordan adalah tokoh yang benar-benar ada di dunia ini.

2. Julia
    Nama Julia aku ambil dari nama keponakanku yang bernama Yuli. Dia kebetulan lahir di tanggal tujuh bulan tujuh. Yang berkeyakinan bahwa angka tujuh adalah angka keberuntungannya.

Untuk sementara cukup ini dulu yak, soalnya mendadak ngantuk :v

Kamis, 20 Agustus 2015

Review Novel Jilbab (Love) Story By Redy Kuswanto)


 
 
Judul               :Jilbab (Love) Story
Penulis             : Redy Kuswanto
Penerbit           : Orange (Imprint Citra Media Pustaka)
ISNB              : 978-602-8508-01-8
Tebal               : 13 x 19 cm
Halaman          : vi + 184 Halaman
                                   Cetakan           : 2105

..


Jilbab (Love) Story adalah novel kedua Mas Redy yang saya baca setelah novel perdananya "Karena Aku Tak Buta."  Berbeda dengan novel debutnya. Jilbab Love Story bercerita tentang kehidupan seorang remaja bernama Melody Prisha yang dihadapkan pada sebuah dilema tentang keyakinan atas hijab yang dikenakannya. Cerita ini berawal dari kemenangan Melody dalam sebuah ajang pencarian bakat The Singer. Di sisi lain. Kemanangan Melody membuat rivalnya Keyzha Chan merasa iri karena menganggap kemenangan Melody adalah sebuah kesalahan, dan Keyzha berencana untuk menghancurkan popularitas Melody bagaimana pun caranya.

Seperti novel perdananya, JLS juga diceritakan dengan bahasa yang mengalir enjoy. Pembaca seolah dibawa untuk menyelami perasaan masing-masing tokoh. Dilema Melody akan pilihan memakai hijab atau melepasnya demi kesembuhan sang adik. Kesetiaan Ryan dalam menemani masa-masa sulit Melody hingga sifat Keyzha yang kadang pengen menjambak rambutnya :3.
Selain ceritanya yang mengalir dan inspiratif. Banyak pesan moral yang bisa dipetik dari novel ini. Apalagi buat kaum hawa tentang makna hijab yang sebenarnya.. 
So akhir kata, selamat untuk Mas Redy akan novel keduanya ini. Semoga makin berjaya di dunia literasi dan menebarkan pesan moral kebaikan. Dan ditunggu novel JLB sequel keduanya. ^^
..
Kekurangan dari novel ini hanya beberapa typo yang masih nyempil dan tentunya kurang tebal.. hehehe.. 3,5 dari 5 bintang :D

Senin, 01 Juni 2015

HONOR MENULIS DI MEDIA

KOMPAS cerpen 1.400.000. puisi 550.000 (email: opini@kompas.com)

MAJALAH FEMINA Cerpen 975.000 kontak@femina-online.com, dan kontak@femina.co.id

JAWA POSO cerpen Rp. 925.000. puisi Rp 725.000. (ari@jawapos.co.id)

TEMPO cerpen 750-.000. puisi 600.000 (ktminggu@tempo.co.id)

MEDIA INDONESIA Cerpen 705.000 (setelah dipotong pajak). Puisi full 1 penyair 625.000 (saya alami sendiri), 2 penyair : 250-300ribu (info teman). (cerpenmi@mediaindonesia.com dan puisi@mediaindonesia.com cc PuisiMedia@yahoo.com)

MAJALAH HORISON puisi11 puisi : 500.000, harga per/puisi 30ribu-50ribu email horisoncerpen@gmail.com, horisonpuisi@gmail.com

MAJALAH ESQUIRE cerpen panjang naskahnya 14.000 karakter dibayar 825.000-an, yang panjangnya 10.000 karakter dibayar 775.000 (cerpen@esquire.co.id)

MAJALAH NOVA. Cerpen Rp. 388.000 (setelah potong pajak/pakai NPWP cuma selisih 2 ribu) email: nova@gramedia-majalah.com

MAJALAH HAI Rp300.000,- (cair setelah satu bulan); emailnya belum nemu.

REPUBLIKA , cerpen 371.000. (sekretariat@republika.co.id)

PIKIRAN RAKYAT 300.000 puisi 200.000. dibayar 50.000-/Puisi. khazanah@pikiran-rakyat.com,
ahda05@yahoo.com

SINAR HARAPAN puisi 235.000. ( blackpoems@yahoo.com)

LAMPUNG POS cerpen RP. 250.000. puisi 250.000, esai 250.000 (lampostminggu@yahoo.com)

SUARA MERDEKA cerpen 300.000. puisi 100.000 (swarasastra@gmail.com)

MINGGU PAGI Rp150.000,- (potong pajak: Rp141.000,-); (we_rock_we_rock@yahoo.co.id)

HALUAN 100 ribu. Puisi 50.000 (nasrulazwar@yahoo.com)

PADANG EKSPRES cerpen 150.000-200.000. puisi 125.000. (cerpen_puisi@yahoo.com)

SINGGALANG cerpen 150.000, esai 50.000, resensi 25.000. (a2rizal@yahoo.co.id)

RADAR SURABAYA puisi 52.000, cerpen 200.000. (radarsurabaya@yahoo.com atau diptareza@yahoo.co.id)

Kedaulatan Rakyat Honor cerpen 400.000 Puisi 250.000 email redaksi@kr.co.id, jayadikastari@yahoo.com

Tribun Jabar. Cerpen 200.000 cerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com

MEDAN BISNIS 2011-2012, Rp 45.000 per/edisi.
Suara Karya Honor Cerpen Rp. 150.000 email redaksi@suarakarya-online.com,

amiherman@yahoo.com, redaksisk@yahoo.com

Singgalang Honor cerpen 150.000 Cernak: 45.000 Puisi 25.000 Essai 50.000 email a2rizal@yahoo.co.id

RIAU POS Cerpen & Puisi: 150.000- Esai: 100.000/150.000 Resensi: 100.000-/150.000- budaya_ripos@yahoo.com dan habeka33@yahoo.com

RADAR BOJONEGORO Honor puisi 52.000 Cerpen 200.000* (kenalyan@yahoo.co.id)

Itulah beberapa (ya beberapa, pasti ada yang lainnya) email media dan honornya. Sumber dari info tersebut didapat dari group sastra minggu. Selain itu juga bersumber dari blog Lowongan Penulis: E-mail dan Honor Cerpen di Majalah, Tabloid, dan Jurnal.

Ohya...tentunya alamat email dan jumlah honor bisa berubah sewaktu-waktu. Tapi email media untuk kirim cerpen puisi dan essai tersebut adalah yang paling update dari sumber-sumber yang bisa dipercaya. Jangan takut karyamu tidak dimuat. Kirim saja. Para redaktur tentu memperhatikan karya-karya yang bagus, meski bisa jadi tetap juga memperhatikan senioritas. Tapi lupakanlah. Yang penting berkarya.

Kayla Mubara copas dari : http://id.writingcontest2015.com/feeds/posts/default

Kamis, 28 Mei 2015

10 MUATAN YANG ADA DI NOVEL BEST SELLER (COPAS DARI GIZI MENULIS KOBIMO)

  Pernah suka banget sama satu novel hingga kamu baca berulang-ulang? Dan kamu mencari-cari karya terbaru dari penulis yang karyanya kamu sukai itu? Pernah, kan?
Ternyata, setelah ditelusuri dan diteliti, ada beberapa muatan yang patut kita pelajari dan peraktekkan dalam penulisan novel agar makin menarik dan ciamik! Apa saja muatan itu? Yuk, simak muatannya di bawah ini :

1. Kuatnya karakter tokoh.
Pernah baca novel Dilan kara Pidi Baiq? Di mana karakter Dilan itu unik banget. Gayanya mencintai Milea itu gokil abis. Ceritanya sebenarnya sederhana, tapi karena sosok Dilan itu gokil abis, novel ini berhasil membuat yang baca senyum-senyum sendiri. Konon, banyak yang meniru trik Dilan saat menggaet Milea hingga klepek-klepek. Penasaran sama karakter Dilan? Baca aja novelnya buat referensi.

2. Menyuguhkan adegan yang menarik dan berkesan.
Untuk adegan yang menarik dan berkesan, saya merekomendasikan novel Eiffel I'm in love, di mana Rahmania Arunita mikir banget agar adegan demi adegan dalam novel itu enak untuk di ikuti. Contohnya nih, saat Tita ketiduran di mobil, Adit menggendongnya sampai ke kamarnya, sebelum masuk kamar, kepala Tita kejedot pintu karena Adit kepleset. Tita marah-marah sama Adit. Tapi, pas Tita masuk kamarnya, marahnya sama Adit jadi hilang, karena di kamarnya penuh mawar putih yang rancang khusus oleh Adit. Ini salah satu contohnya. Dan masih banyak novel lainnya yang menyuguhkan adegan yang menarik.

3. Adanya twist/yang Tak Pernah diduga-duga.

4. Adanya bagian yang sangat mengharukan.
Pernah baca novel Laskar Pelangi? Dalam novel ini, ada adegan di mana Lintang yang terkenal paling cerdas di sekolah, dia tak bisa melanjutkan sekolah karena terpaksa harus merawat adik-adiknya. Ayahnya meninggal di laut saat mencari ikan. Lintang harus menggantikan posisi ayahnya. Padahal, Ibu Muslimah sangat berharap agar lintang dapat terus sekolah. Nah, bagian ini cukup mengharukan saat dibaca.

5. Alur yang membuat pembaca tertawa dan tersenyum-senyum.
Kalo yang ini, buku-bukunya Raditya Dika jagonya. Penulis satu ini memang mahir mengolah kata-kata yang mampu membuat pembacanya tertawa.

6. Ending yang menyayat hati dan sangat memilukan.
Karya Habiburrahman El-Shirazy Ayat-Ayat Cinta jadi rekomendasi. Di mana Fahri baru tahu akan Maria yang terlalu cinta padanya hingga gadis ini jatuh sakit di saat Fahri sudah menikah dengan Aisha. Aisha meminta Fahri untuk menikahi Maria agar gadis itu bisa pulih. Namun setelah Fahri terpaksa menikahi Maria, Maria meninggal dengan mendapatkan keimanan yang sempurna. Hemm, kamu pasti akan meneteskan air mata ketika membaca ini.

7. Bab demi babnya mampu menggiring pembaca untuk penasaran.
Mungkin, novel Karya Carel Glastra berjudul A Father's Affair bisa jadi rekomendasi. Novel yang diterjemahkan ke dalam lebih dari 35 bahasa ini, tiap babnya mampu membuat penasaran. Kisahnya adalah tentang pertanyaan anak siapakah, Bo sebenarnya? Armin ayahnya Bo diketahui mandul setelah ia menikah lagi saat istrinya (mamanya Bo) meninggal. Armin ingin tahu, siapa yang menghamili istri pertamanya dulu hingga lahir Bo?
Penasaran? Cari novelnya ya. grin emotikon

8. Menemukan banyak kata-kata cerdas yang menjadi permenungan pembaca.
Tidak diragukan lagi, novel-novel karya Dewi Lestari menjadi acuannya. Yang suka membaca novelnya, pasti seneng banget copas kata-kata cerdasnya untuk dipajang di tweet atau di FB. Pemikiran-pemikiran penulis satu ini memang patut diacungi jempol sepuluh. Contohnya nih :
"Alangkah indahnya kalau kita bisa hidup bagai hujan. Turun, menguap, ada. Tanpa beban apa-apa." Supernova - Petir

9. Mengenalkan latar cerita yang membuat pembaca seolah tengah berada di sana dan ingin ke sana.
Novel Laskar Pelangi, sukses mengenalkan Blitung, hingga banyak wisatawan berkunjung ke sana. Atau novel Lima Menara yang apik banget mengenalkan dunia pondok pesantren.

10. Menyuguhkan impian tokoh yang seolah itu adalah impian pembaca.
Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata contohnya, mengisahkan perjuangan Ikal dan Aray untuk mencapai impiannya ke Eropa.

Teman-teman, tentunya masih banyak contoh novel-novel keren yang mengandung muatan seperti di atas. Semoga gizi menulis kali ini menginspirasi kita untuk menulis yang lebih ciamik lagi.

Minggu, 17 Mei 2015

REVIEW NOVEL REMEDY BY BIONDY ALFIAN

Judul               : REMEDY
Penulis             : Biondy Alfian
Penerbit           : Ice Cube
ISNB               : 978-979-91-0818-0
Tebal               :13 x 19 cm
Halaman          : vi + 209 Halaman
                                   Cetakan           : Pertama, Februari 2105






Sebagai sebuah novel debut, Remedy adalah sebuah novel yang bisa dibilang lain daripada yang lain. Walau cerita ini berkisah di ranah remaja. Tapi ide yang dieksplor oleh penulis benar-benar menarik. Tentang sebuah RAHASIA. Ya, bukankah sebuah rahasia terlalu nikmat untuk tidak dibagikan dengan orang lain? Tampaknya hal inilah yang ingin disampaikan penulis.

Remedy berkisah tentang dua remaja yang sama-sama mempunyai rahasia-rahasia yang berhubungan dengan masa lalunya. Tania, gadis cantik yang seolah selalu menutup diri dari pergaulan. Serta Navin yang ternyata mempunyai dua identitas membuat jalinan cerita ini begitu sangat memikat. Dan hebatnya lagi penulis bisa merangkai rahasia-rahasia itu menjadi sebuah cerita yang bukan hanya menarik, tapi juga membuat rasa penasaran di setiap babnya.

Cerita bermula ketika Tania tanpa sengaja menemukan dompet Navin yang di dalamnya berisi identitas Navin yang ternyata mempunyai dua identitas. Dari penemuan dompet itulah Tania akhirnya berusaha mencari tahu apa siapa sosok sebenarnya Navin. Kenapa dia mempunyai dua identitas yang berbeda? Hingga akhirnya mereka berdua mulai akrab, dan Navin pun merasa sangat penasaran dengan rahasia Tania. Kenapa tubuh cewek itu penuh dengan sayatan luka?

Di sinilah aku harus mengakui kehebatan Biondy Alfian dalam meramu alur cerita yang membuatku seolah menyelami pikiran Navin ataupun Tania. Penulis berhasil membuat ritme cerita yang membuat pembaca tidak rela melepas buku itu sebelum menamatkannya. Selain pemilihan karakter-karakter yang kuat, selalu ada kejutan-kejutan di setiap babnya, dan ketika membaca sampai ending. Aku berhenti sesaat karena rasa shock, sesak, dan merasa trauma begitu mengetahui rahasia Tania. Alasan kenapa tubuhnya penuh sayatan luka? Alasan kenapa jika dia tidak menyayat tubuhnya dia akan mati. Penulis benar-benar memberikan sentuhan akhir yang bukan hanya mengejutkan. Tapi memberikan sebuah trauma mendalam ketika menamatkan kisah ini... :'3

..
Akhir kata, saya sangat suka buku ini. Buat teman-teman, novel ini sangat aku rekomenkan untuk mengetahui sisi-sisi tergelap remaja yang terasa menyayat. Selamat buat Mas Biondy Alfian atas novel debutnya. Ditunggu karya-karyanya yang lain. Aku beri 4 dari lima bintang.

Sabtu, 09 Mei 2015

REVIEW NOVEL SEMESTINYA CINTA BY IRFAN JOURNEY




Sama seperti halnya novel Kak Irfan Journey yang kubaca sebelumnya, novel Semestinya Cinta juga mengusung tema Religi seperti halnya Terima Kasih Ayah. Jika novel Terima Kasih Ayah merupakan kumpulan cerita tentang ayah. Sedangkan Semestinya Cinta adalah sebuah novel religi..
..
Semestinya Cinta berkisah tentang kisah Cinta antara Liem dan Dalia yang terbentuk Ras dan Agama. Di mana Liem yang merupakan pemuda keturunan Tionghoa, sedangkan Dalia merupakan gadis Melayu. Perbedaan inilah yang diusung Penulis, sehingga menciptakan sebuah jalinan cerita yang tidak biasa. Perbedaan inilah yang ingin ditunjukan oleh penulis bahwa cinta tidak mengenal perbedaan jika sudah menyapanya.
..
Walau konfliknya masih seperti kebanyakan  cerita-cerita religi, tapi aku pribadi sangat suka dengan setting Pulau Nongsa di tahun 1985. Mengingat tahun itu aku belum dicetak oleh mamah-papah (sok imut). Apalagi keindahan pulau di pesisir barat pulau Batam itu dieksplor dengan baik, sehingga membuatku bisa membayangkan keindahan laut dan sekitarnya...
..
Jadi akhir kata, novel ini sangat pas buat kamu-kamu yang sedang mengalami masa-masa pencarian pasangan. Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita ini. Akhir kata selamat untuk Kak Irfan atas lahirnya novel ini. Semoga kedepannya terus berkarya dengan buku-buku yang lebih yahud.
Pas banget buat bahan bacaan menjelang Ramadhan nanti..
Aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang :D