Candi Plaosan adalah sebutan untuk kompleks percandian yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi Prambanan. Adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara (pendamping/kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah candi Buddha. Kompleks ini dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang, atau juga dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno.
Kompleks Candi Plaosan terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
Pemandangan di sekeliling Candi Plaosan tidaklah kalah menakjubkan dengan candi Borobudur. Dari atas ketinggian kita bisa melihat hamparan kota Jogja yang sangat indah. Seolah kita sedang berada di atas awan. Hamparan perbukitan dan bangunan-bangunan terlihat bagaikan hamparan karpet abstrak...
Soo, tidak akan menyesal deh pergi ke sini.
Seolah di negeri atas awan
Bukit Kresi
Boyband salah tempat :v
No Comen dah :v
Lol :v
Hajar... Hajar :v
Gumoh :v
Kamis, 21 Januari 2016
Senin, 11 Januari 2016
MISTERI TABUT NABI MUSA
TABUT sebagaimana yang diceritakan dalam
al-Quran adalah satu anugerah Allah kepada Bani Israel. Di dalamnya
terdapat sebuah kitab suci. Ia berukuran tiga hasta panjang dan dua
hasta lebar. Ia mempunyai berbagai-bagai keistimewaan. Tabut tersebut
boleh memberikan ketenangan dan semangat kepada sesiapa sahaja yang
melihatnya. Ia mampu mengalahkan pihak lawan dalam peperangan. Sekiranya
Tabut itu dibawa ketika berperang, sudah pasti pihak musuh akan berasa
gentar dan tewas.
Malangnya, Bani Israel tidak tahu
mensyukuri anugerah yang diberikan itu. Mereka mengingkari segala
perintah Allah s.w.t.. Mereka banyak memalsukan kitab suci mereka.
Mereka juga ingkar dengan ajaran Nabi Samuel. Pada zaman tersebut, Nabi
Samuel diutuskan oleh Allah untuk menyeru mereka ke jalan kebenaran.
Semasa kecil Nabi Samuel telah dididik dan dibesarkan oleh orang yang
alim. Baginda kemudiannya diajar dengan ajaran Nabi Musa dan juga kitab
sucinya iaitu Taurat. Setelah dewasa dan menjadi utusan Allah, Nabi
Samuel mula berdakwah kepada Bani Israel supaya menyembah Allah tetapi
mereka ingkar. Malah, mereka tidak percaya akan kenabian Nabi Samuel.
Mereka menuduhnya sebagai pendusta. Bani Israel telah mencabarnya agar
menunjukkan bukti kenabiannya. Lalu Allah menarik balik keistimewaan
yang diberikan kepada Bani Israel itu. Dia menukarkannya dengan memberi
kekuatan dan keberanian kepada orang-orang Palestin. Ketika Palestin
berperang dengan Bani Israel, mereka berjaya mengalahkan Bani Israel
dengan mudahnya. Bani Israel telah diusir dari Jerusalem. Tabut yang
menjadi azimat mereka selama ini telah dirampas.
Replika Tabut Nabi Musa Alaihisalam
Gambar di atas merupakan gambaran replika
benda yang paling ditakuti pada masa Perjanjian Lama. Setidaknya
begitulah gambarannya. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat
berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak peristiwa exodus keluar dari
Tanah Mesir. Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap
dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang.
Postinganku kali ini akan mencoba mengisahkan sejarah dari benda
tersebut. Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi
banyak orang. Di tengahnya terletak sebuah bukit bernama Gunung Moria,
yang kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar
biasa. Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram
ash-Sharif) terdapat Masjidil Aqsha. Dari sini, Muhammad s.a.w dinaikan
ke langit (Sidratul Muntaha) dalam peristiwa Mi’raj. Jauh Sebelum itu
nabi Isa a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum
Kristiani juga menyebutnya tanah suci. 1000 tahun sebelumnya, nabi
Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda
misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.
Di masa itu, tempat ini adalah pusat dari
agama Yahudi. Bagaimana tabut itu sampai disini dan bagaimana bisa
lenyap dari sini? itulah teka-teki yang mengundang obsesi. Apa yang
terjadi pada benda terpenting di perjanjian lama ini sehingga bisa
lenyap begitu saja? Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang
lalu. Seseorang memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Orang itu adalah
Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir.
Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya laut merah, Ia
membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang
belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan hukum yang ada di
dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi
tidak dengan 10 hukum besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai
ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung
Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga
membuat tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah
Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita
sebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut itu dibuat sangat spesifik,
berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61
cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, bagian luar dan
dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4
cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas dapat
dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut
sebagai “tumpuan kaki tuhan” harus juga terbuat dari emas murni, dimana
Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung
atasnya dan saling berhadapan.
Ilustrasi mengenai turunnya 10 Perintah Allah di Gunung Sinai yang disampaikan kepada Musa
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan
langsung bagi Musa pada Tuhan. Akan muncul awan cerah diatas tutup emas
di antara kerubim itu saat Tuhan ingin menyampaikan sesuatu pada
hamba-Nya. Tuhan memerintahkan hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa
membawanya. Berat tabut itu mungkin beberapa ratus pon, tapi menurut
legenda ia bisa terangkat sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang
mengangkatnya. Tidak ada seorangpun, bahkan pendeta Lewi yang boleh
menatapnya. Jadi, mereka selalu menutupinya dengan kain biru dan kulit
binatang. Sejak awal, tabut itu sudah menampakkan sisi berbahaya.
Beberapa hari kemudian, dua keponakan Musa mencoba memberikan
persembahan kepada Tabut itu dan keduanya langsung mati terbakar.
Menurut legenda, kerubim itu memercik tanpa henti, menghanguskan orang
dan benda yang menyentuhnya.
Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40
tahun lama-nya selama mereka mengembara dan berperang. Bersama tabut
itu, orang Israel mampu menaklukkan tanah yang dijanjikan. Benda ini
mengandung kekuatan dan kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut
cerita dalam Alkitab Yahudi, tabut itu dibawa di depan pasukan dalam
setiap pertempuran, tiap pertempuran selama penaklukkan orang Israel
akan tanah Kanaan. Ia terus menerus dibawa dalam perang agar musuh dapat
terkalahkan dan Tabut itu akan selalu berada di garis depan. Ada
catatan luar biasa bahwa tabut itu terangkat dari tanah dan terbang
menuju kearah musuh sambil mengeluarkan suara-suara erangan. Satu orang
malang bernama Uza, hanya berniat menstabilkan Tabut tersebut saat
tampak goyah sewaktu diangkat oleh para pendeta Lewi, dan ia langsung
mati terbakar. sesudahnya, Musa memerintahkan agar dibuatkan kemah/tenda
untuk meletakkan Tabut itu. Bukan untuk melindunginya dari orang, tapi
justru sebaliknya.
Kemenangan militer pertama dan paling
terkenal dari tabut itu yaitu runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho.
Pendeta Lewi yang bertugas membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota
bertembok itu sekali sehari selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka
berkeliling 7 kali dan menyuruh meniup sengkala. Seketika itu juga
tembok kota itu pun runtuh. Route of the Exodus 300 tahun kemudian,
Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya sangat buruk bagi
mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban kurban mereka , Tabut
itu tak melindungi mereka dalam perang melawan orang Filistin. 30 ribu
orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut itu. Namun, tujuh bulan
kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah borok dan tikus merebak
akibat Tabut itu. Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang
Israel bisa mengalahkan orang Filistin, lalu memenangkan pertahanan
terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan
ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan
tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya.
Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota
tersebut. Visi Salomo untuk Bait itu tak seperti yang pernah
dilihat orang.
Gereja Zion of Mary di Axum Utopia adalah dipercayaai tempat dimana Tabut tersebut disembunyikan
Hanya kayu cedar dan batu terbaik yang
dipakai untuk membuatnya, dan titik tertingginya menjulang hingga 20
lantai. Salomo berhutang besar untuk membangunnya, karenanya ia harus
memberikan 20 desa terdepan untuk kerajaan tetangga. Setelah memeriksa
masih berisi dua buah batu sepuluh perintah Allah yang tersimpan didalam
Tabut, Salomo lalu menempatkannya di tengah-tengah Bait Suci Mahakudus.
Hanya pendeta tinggi saja yang bisa mendekati dan memasuki ruang
penyimpanan tersebut, itupun mereka harus masuk dengan menggunakan
pakaian khusus sambil membakar dupa. Lalu, bagaimana benda penting yang
berisi kehadiran Allah bisa lenyap begitu saja? Sekarang, di manakah
tabut itu berada? itulah teka-teki terbesarnya . Banyak orang masih
mencari tabut tersebut hingga saat ini, dan itu dimulai dari Bait Suci
yang dibangun Salomo sebagai tempat untuk menyimpan Tabut. Tapi kini,
tak ada satupun artifak atau batu yang menunjukkan mana tepatnya tabut
itu berdiri di Bukit Bait Suci Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal,
mungkin sekarang merupakan situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini
adalah merupakan sisa-sisa Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad
setelah tabut itu lenyap. Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya
penghuni Bukit Bait Suci Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait
Suci Yahudi ke-3 akan didirikan di tempat tersebut. Inilah salah satu
faktor yang menimbulkan perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan
Palestina hingga sekarang. Menurut Perjanijian Lama, Tabut itu
ditempatkan disana sekitar 955 SM. Tapi, sekitar tahun 620 SM rujukan
tentang artifak terpenting dalam agama Yahudi ini berhenti. Lenyap
begitu saja dari sejarah. Hanya satu hal saja yang jelas, krisis sebesar
bencara internal maupun eksternal yang bisa mengeluarkan Tabut itu dari
Bait Suci. Krisis pertama yang sesuai dengan hal ini adalah serangan
Fir’aun Mesir bernama Shishak, beberapa puluh tahun setelah Bait itu
dibangun. Sekenario Shishak inilah yang mengilhami petualangan Indiana
Jones di Mesir dalam film Indiana Jones : Raiders of the Lost Ark.
Ada sesetengah pihak mengatakan bahawa
tabut tersebut pernah diangkut ke Yerusalem , ternyata tabut suci
tersebut ada di Axum – kota bagian utara dari Etiopiatabut tersebut
sudah disimpan disana sejak sekitar 3.000 th yang lampau, sejak kerajaan
Salomo (Nabi Allah Sulaiman). Disimpan di dalam satu tempat rahasia, di
dalam gua dibawah tanah dari gereja “Zion of Mary”. Gua tersebut dijaga
dengan ketat oleh para imam dari keturunan raja Israel.
Tabut tersebut di simpan di dalam
ruangan yang di kelilingi oleh tujuh tembok. Hanya ruangan dari tembok
pertama sampai dengan ke empat bisa digunakan untuk berdoa oleh para
imam disana. Dan untuk ruangan ke lima maupun ke enam hanya boleh
dimasuki oleh para tetua imam saja. Sedangkan yg boleh masuk keruangan
paling dalam atau ruangan ketujuh dimana tabut tersebut disimpan, hanya
seorang imam pilihan saja, yakni yang menjadi penjaga dari tabut suci
tersebut.
Imam penjaga tabut, tidak diperkenankan
keluar dari gua tersebut, bahkan ia hanya diperbolehkan keluar sampai
dengan keruangan ke enam saja, untuk mengambil makanan/minuman yg
dibawakan oleh imam tetua lainnya. Ia harus tinggal diruangan tersebut
selama hidupnya, bahkan ia harus puasa dan berdoa selama 225 hari dalam
setahun. Apabila ia mati maka ia akan digantikan oleh imam pilihan
lainnya. Kebanyakan penjaga di situ dipercayai akan mengalami buta dan
menemuai ajal dalam keadaan tubuh mereka terbakar atau keracunan kesan
dari radiasi dari tabut tersebut yang dikatakan mengandungi kesan
radioaktif yang luar biasa sehinggakan sesiapa sahaja yang menyentuhnya
juga akan menemui ajal.
Minggu, 10 Januari 2016
NUKILAN NOVEL MARS
10
HUKUM ALIEN
Aku membuka mata dan mendapati telah berada di sebuah hutan pinus
yang sangat sejuk dengan suara burung-burung hutan yang memenuhi telingaku. Embusan
angin hutan yang sejuk membelai wajahku. Aku heran karena tiba-tiba telah
berada di tempat ini hanya dalam hitungan beberapa detik.
“Kamu akan terbiasa dengan kecepatan alien dalam berlari, Jordan.”
Kata Julia tanpa melepaskan pegangan tanganku. “Kami, para alien, mempunyai bakat teleportasi.”
Aku berdecak kagum dengan bakat-bakat istimewa yang dimiliki
keluarga Matthew. Kami kembali berjalan, dan tak berapa lama kemudian, Julia
menunjukan sebuah bangunan menakjubkan lain yang ada di dalam hutan.
Sebuah rumah berbentuk mangkuk terbalik berukuran raksasa dengan dinding
terbuat dari kaca berdiri di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi. Di
sebelah rumah unik itu, sebuah pesawat ringan terparkir dengan janggal.
Julia tersenyum ke arahku dengan sangat menawan, dia menggenggam
tanganku dan menuntunku menuju sebuah pintu dengan ukiran-ukiran rumit yang
memberikan efek tiga dimensi.
“Kamu gugup?” tanyanya saat tanpa sadar tanganku gemetar melihat
semua ini. “Kamu tampak pucat.”
“Aku baik-baik saja,” jawabku mencoba menata perasaan tidak karuan
ini. “Aku hanya sedikit terkejut untuk meyakini bahwa semua ini benar-benar
nyata.”
“Anggap saja ini sebagai imbalan yang pantas akan keagungan moral
yang kamu lakukan,” Julia tersenyum. “Anggap saja semua ini adalah pantas untuk
Sang Pelihat sepertimu.”
Aku kembali mengerutkan kening mendengar perkataan Julia tentang
Sang Pelihat. “Sebenarnya apa Sang Pelihat itu, Jules?”
“Reginald akan menjawab semua itu, Joe,” jawab Julia. “Nanti kamu
akan tahu betapa hebat bakat yang ada padamu. Aku bertaruh kalau Laurent
sebenarnya sangat iri dengan bakat yang kamu miliki.”
“Ini lucu,” aku nyengir mendengar Laurent iri akan bakat Sang
Pelihatku yang aku sendiri belum tahu itu apa. “Dia mempunyai bakat telekinesis
yang menakjubkan¾dia bisa menggerakan semua benda dengan kekuatan pikirannya.”
Julia menggeleng. “Bakat telekinesis bukanlah bakat yang begitu
istimewa kalau selain Laurent, masih ada manusia yang mempunyai bakat itu. Apa
kamu pernah dengar seorang wanita bernama Nina Kulagina dari Sovyet yang juga
mempunyai bakat telekinesis seperti halnya Laurent?”
“Ya, aku pernah membaca berita tentang itu.” jawabku membenarkan
ucapan Julia. “Tapi tetap saja itu hal yang sangat istimewa kan? Tidak banyak
manusia yang mempunyai bakat seperti itu.”
“Laurent bukan manusia, kamu ingat?” lanjut Julia lagi. “Tentunya
sulit bagi Laurent untuk menerima bahwa bakat yang dia miliki juga ada pada
beberapa manusia.”
“Oh ya aku lupa,” kataku nyengir. “Tapi aku berpendapat kalau hal
itu tetap saja mengaggumkan.”
“Jalan pikiran alien dan manusia tidak sama, Jordan,” Julia
meremas tanganku. “Istimewa bagimu, belum tentu istimewa bagi Laurent.”
“Aku mengerti,” jawabku mengangguk pelan. “Tapi aku tetap merasa
bakat yang ada pada Laurent sungguh mengagumkan.”
Julia terkekeh seraya mendorong pintu. “Siap untuk bertemu dengan
keluarga alien, Jordan?”
Aku mengangguk dengan perasaan berdebar yang sulit kuungkapkan.
Aku merasa bagaikan seekor rusa jantan yang masuk ke dalam sebuah kandang
berisi empat ekor singa jinak. Walaupun keluarga Matthew adalah keluarga alien
yang baik. Tapi tetap saja aku merasa sedikit was-was bila apa yang kuimpikan
tentang keluarga Matthew menjadi sebuah kenyataan.
Julia membuka pintu itu¾memperlihatkan
sebuah ruangan paling megah dan unik yang pernah kulihat. Ruangan itu
sepertinya menyerupai sebuah istana kaca dengan berbagai ornamen-ornamen yang
eksotik. Sebuah tabung kaca berisi seribu kunang-kunang yang berkilau. Sebuah
lukisan besar bergambar silsilah keluarga Matthew tampak mencolok di tengah
ruangan.
Ada juga sebuah meja kaca dan beberapa sofa empuk yang terlihat
seperti melayang. Sebuah tangga melingkar menjulang ke lantai dua tampak
spektakuler dengan kaca-kaca yang berkilau tertimpa cahaya matahari. Di antara
ruangan kaca yang berkilau, empat sosok malaikat berdiri dengan anggun dan
gagah. Seorang lelaki berbadan tegap dengan rambut putihnya yang berkilau
tersenyum kepadaku. Di sebelahnya, Madam Jamella tersenyum tidak kalah menawan
dari Julia. Di sebelah Madam Jamella, ekspresi dingin Carissa dan Laurent
membuatku agak risih.
Dengan perasaan berdebar aku berjalan menghampiri keluarga
Matthew, mencoba tersenyum ke arah mereka. Aku berpaling ke arah Julia yang
wajahnya semakin berkilau ditimpa cahaya matahari yang masuk lewat
dinding-dinding kaca. Sekilas aku mendengar sebuah alunan musik klasik mengalun
pelan di dalam rumah unik ini.
“Selamat datang di keluarga Matthew…” ucap lelaki berambut putih
berkilau yang aku yakini bernama Reginald. “Kamu pasti yang namanya Jordan? Aku
Reginald.”
Aku mengangguk dengan canggung saat menjabat tangan Reginald.
“Kita bertemu lagi, Jordan,” Madam Jamella tersenyum seraya
mengulurkan tangannya ke arahku. “Bagaimana keadaanmu?”
“Baik,” jawabku tersipu malu bila teringat pertemuan pertama dengan
Madam Jamella.
”Apa kamu masih mau memakai topi bowler merah muda itu?” tanya
Madam Jamella saat melepaskan jabatan tanganku. “Sepertinya topi bowler kembali
menjadi trend setelah kamu memakainya, Jordan.”
Julia tersenyum mendengar lelucon yang diucapkan Madam Jamella.
“Carissa…” Madam Jamella berpaling ke arah gadis malaikat lain
yang tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri sekarang. “Ayo, salami
Jordan.”
“Aku sudah mengenalnya,” jawab Carissa dingin. “Aku tidak perlu
lagi berkenalan dengannya.”
Madam Jamella mengembuskan napas seolah sudah mengetahui hal ini
akan terjadi. Aku juga sudah menduga, bakal mendapatkan sambutan yang tidak
menyenangkan dari Laurent dan Carissa, mengingat pertemuan pertama kaliku
dengan mereka tidaklah menyenangkan.
“Laurent…” Madam Jamella berpaling ke arah Laurent yang
ekspresinya tidak kalah dingin dari Carissa. “Kamu tidak keberatan bersalaman
dengan Jordan?”
“Kenapa aku harus bersalaman dengan manusia?” desis Laurent dengan
tatapan jijik. “Dia itu manusia.”
“Dia pacar Julia,” suara merdu Reginald bergaung dengan indah di dalam
rumah kaca ini. “Mulai Jordan adalah anggota keluarga kita.”
“Tapi dia manusia!” kata Laurent semakin menatapku dengan tatapan
tidak suka. “Dia tidak sepantasnya hidup berdampingan dengan bangsa kita, Regs.”
“Tidak ada yang membedakan manusia dan alien, Laurent,” Reginald
berbicara dengan sangat tenang, seolah setiap suku kata yang dia ucapkan, terorganisir
dengan sangat rapi. “Kalau dia memang manusia kenapa? Aku tidak melihat adanya
bahaya jika Jordan berada di keluarga kita.”
“Dia akan membahayakan bangsa kita, Reginald,” dukung Carissa dengan
wajah dinginnya. “Bukankah hal ini sudah melanggar hukum alien, bagaimana kalau
Hector sampai tahu hal ini?”
“Kami sudah bersumpah atas nama bintang dan planet, bahwa kami
bisa hidup berdampingan dengan manusia, Carissa,” jawab Reginald nada suaranya
tidak berubah. “Pertalian antara manusia dan alien Nordics sudah terjalin
selama ribuan tahun.”
“Sudah-sudah…” suara merdu Madam Jamella menyela perdebatan antara
Reginald dan Carissa. “Ini kunjungan pertama Jordan ke keluarga Matthew, aku
tidak ingin semua ini berantakan karena hal itu. Dan kamu Laurent, aku harap kamu
bisa menghormati tamu yang datang ke rumah kita.”
Laurent berpaling ke arahku dengan tatapan pedas, dia meninggalkan
kami dan berjalan menuju tangga ke lantai dua
“Dia akan baik-baik saja,” kata Reginald menuntunku untuk duduk di
sofa empuk yang terlihat melayang. Aku baru menyadari bahwa sofa berwarna putih
itu menempel di dinding. “Laurent memang sedikit tidak ramah dengan manusia
yang baru dikenalnya.”
Aku tersenyum tanpa tahu harus menjawab apa.
“Rasanya baru kemarin kita bertemu,” Madam Jamella duduk di
sebelah Reginald dengan sangat anggun. “Saat pertama kali bertemu denganmu, aku
sudah menduga kalau kamu adalah manusia yang istimewa.”
“Aku bisa melihatnya,” dukung Reginald merdu. “Aku sebenarnya cukup
terkejut dengan cerita Julia tentang bakat Sang Pelihat yang ada padamu. Aku
sama sekali tidak menduga, bahwa ada manusia dengan bakat langka seperti itu.”
Aku berpaling ke arah Julia yang tersenyum cemerlang. Sedangkan
Carissa tampak sangat gusar mendengar hal itu. “Aku tidak mengerti kenapa
kalian menyebutku Sang Pelihat?”
“Kamu dan Julia mempunyai tanggal lahir yang sama,” jawab Reginald
membuatku cukup terkejut. “Kalian berdua sama-sama lahir di tanggal dan bulan
yang sama.”
“Tanggal tujuh di bulan Juli,” kata Julia menyambar sebuah buku
tebal bersampul cokelat. “Sebab itulah namaku Julia.”
“Benarkah?” aku berpaling ke arah Julia yang pura-pura sibuk
membaca buku yang dia pegang. “Kenapa kamu tidak mengatakan hal itu kepadaku,
Julia?”
“Aku kira kamu sudah menyadarinya,” Julia menutup buku yang dia
pegang. “Aku rasa kamu bisa menyimpulkan tanggal lahirku begitu aku menyukai
angka tujuh.”
Aku sama sekali tidak menyadari kalau Julia mempunyai tanggal
lahir yang sama denganku.
“Itulah alasan kenapa kamu mempunyai bakat sebagai Sang Pelihat,
Jordan,” Madam Jamella ikut menimpali. “Kamu adalah satu-satunya manusia di
dunia ini yang mempunyai bakat istimewa itu.”
“Aku masih belum mengerti,” tanyaku menyengeritkan kening. “Apa
maksud kalian dengan Sang Pelihat itu?”
“Aku sudah membuktikan bakat Sang Pelihat padamu beberapa kali,
Jordan,” kata Julia tersenyum. “Hanya saja kamu tidak pernah menyadarinya.”
“Benarkah?”
“Kamu ingat saat kita makan malam kita di Jogja Paradise? Saat kamu
merasa tatapan para pengunjung kafe itu yang aneh, apa kamu tidak tahu kenapa
mereka seperti itu?”
Aku mencoba mengingat kejadian itu, tentang pandangan aneh
pengunjung kafe itu, menurut dugaanku, mereka sangat terpesona dengan wajah
malaikat Julia. Mungkin mereka terpesona dengan wajah malaikatmu, Julia,” jawabku
malu mengatakan hal ini.
“Kamu dengar itu, Julia,” Carissa berdiri dengan tatapan muak
padaku. “Kamu dengar sendiri apa yang dia ucapkan, dia sungguh menjijikan.”
“Carissa!” Madam Jamella berkata dengan keras. “Kamu tidak pantas mengatakan
seperti itu.”
“Sekarang siapa yang lebih pantas disebut pengkhianat?” Raung
Carissa dengan wajah malaikatnya yang tampak mengerikan. “Kamu menjalin
hubungan cinta terlarang dengan manusia Julia. Aku sependapat dengan Laurent.
Bagaimana kalau Hector dan Victor tahu akan hal ini? Apa kamu tidak ingat
dengan apa yang terjadi dengan Pierell?”
“Jordan tidak sama seperti Pierell, Carissa,” balas Julia, wajah
malaikatnya tampak berang. “Aku sudah menduga kalau Pierell manusia yang tidak
baik. Aku bisa melihat dia sebagai ancaman bagi bangsa kita.”
“Apa bedanya dengan dia?!” Carissa menunjuk ke arahku dengan
tatapan tajam. “Dia juga manusia seperti halnya Pierell.”
“Jordan itu lain dari Pierell,” jawab Julia lantang. “Tidakkah kamu
lihat keagungan moral yang pernah dilakukan di Parangtritis? Atau apakah kamu
lupa, bahwa Jordan pernah menyelamatkanmu dari Baron?”
“Aku tidak butuh bantuan dia!” raung Carissa wajahnya tampak
semakin mengerikan. “Aku bisa mengatasi Baron seorang diri.”
“Carissa, cukup!” Reginald menghentikan perdebatan Julia dan
Carissa. “Pertengkaran ini tidak baik untuk Jordan.”
Baru kali ini aku merasakan bagaikan menjadi sebuah benalu. Aku
memang mencintai Julia lebih dari apa pun. Tapi kalau aku tahu kehadiranku di
keluarga ini, akan memperburuk hubungan Carissa dan Julia, aku berjanji pada
diriku sendiri, bahwa aku akan mundur dari semua ini.
“Aku minta maaf,” kataku berpaling ke arah Julia yang wajahnya
masih merah. “Aku minta maaf kalau kehadiranku di keluarga ini, memperburuk
keadaan¾aku¾”
“Kamu tidak salah, Jordan,” Reginald menyentuh bahuku saat Carissa
meninggalkan kami dengan tatapan pedas. “Aku percaya, kalau kamu adalah orang
baik, kamu berbeda dari Pierell.”
“Reginald benar,” dukung Madam Jamella mengelus kepalaku dengan
lembut. “Sejak pertama aku melihatmu, aku sudah bisa menilai kalau kamu adalah
orang yang baik, Jordan.”
“Bagaimana kalau kita kembali ke pokok pembicaraan kita? Apa kamu
masih ingin tahu tentang bakat Sang Pelihat itu, Jordan?”
Aku mengangguk.
“Baiklah-baiklah,” Reginald menepuk-nepuk kedua tangannya dengan
anggun. “Kita tadi sudah sampai mana?”
“Tentang tanggal lahirku yang sama dengan tanggal lahir Julia,” aku
memberanikan diri untuk menjawabnya.
“Kita sudah melewati pembicaraan itu.” ralat Julia kembali mengambil
buku bersampul cokelat dan membukanya. “Tadi, kita sudah sampai pada
pembicaraan tentang Jordan yang tidak menyadari tentang bakat Sang Pelihat yang
aku tunjukan kepadanya,” Julia tersenyum cemerlang. “Kamu tidak menyadari bahwa
tatapan aneh para pengunjung di Jogja Paradise itu¾ karena mereka tidak melihatku.”
“Apa maksudmu, kalau mereka tidak melihatmu, Julia?”
Reginald dan Madam Jamella tertawa pelan bersamaan begitu mereka
berdua melihat wajahku yang mengerenyitkan kening.
“Kamu belum paham juga, Jordan?” Reginald berdiri dengan tegap.
“Hanya kamu yang bisa melihat Julia saat dia menginginkan untuk tidak terlihat
oleh orang lain. Bahkan kami pun tidak bisa melihat Julia jika dia telah
berubah menjadi alien bunglon.”
“Aku tidak paham?”
“Julia mempunyai bakat untuk tidak menampakan dirinya kepada orang
lain, Jordan,” terang Madam Jamella lembut. “Dia bisa menghilang.”
Aku berpaling ke arah Julia yang pura-pura sibuk membaca buku. Jadi
inilah bakat Sang Pelihat yang ada padaku.
“Jadi¾” Aku nyengir ke arah Julia yang mencoba menahan tawa atas apa
yang telah dia lakukan padaku. “Mereka mengira aku adalah orang tidak waras
karena berbicara sendiri di kafe itu?”
Julia hanya tersenyum.
Madam Jamella dan Reginald tertawa renyah mendengar hal itu.
“Julia sampai depresi selama beberapa hari ketika mengetahui bahwa
bakat yang ada padanya tidak berpengaruh untukmu, Jordan,” Madam Jamella
mengerling ke arah Julia yang wajahnya bersemu merah jambu. “Selama ratusan
tahun ini, baru kali ini seorang manusia biasa bisa mengalahkan bakat bunglon
yang dimiliki Julia. Dia benar-benar merasa tertekan sejak itu.”
“Itu benar,” dukung Reginald saat Julia menyembunyikan wajahnya di
balik buku yang sedang dia pegang. “Selama ratusan tahun, baru kali ini aku
melihat seorang alien menjadi galau karena seorang manusia.”
“Kalian berlebihan,” gerutu Julia mengintip dari balik buku. “Aku
tidak separah itu, Jordan. Kembali ke cerita,” Julia menutup bukunya dan
memandangku dengan tatapan malaikatnya. “Kamu sudah mengetahui tentang bakat
Sang Pelihat yang ada padamu, Jordan?”
Aku mengangguk dengan antusias mendengar penjelasan bakat Sang
Pelihat ini. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa kelainan yang ada pada tubuhku
adalah sebuah bakat yang hanya satu-satunya ada di dunia ini. Aku bisa melihat
keberadaan alien, bahkan alien yang tidak ingin diketahui keberadaannya, aku
bisa melihatnya. Sungguh menyenangkan, kalau bakat yang aku miliki mampu
menarik hati Julia.
“Apa benar kalau bakat yang ada padaku ini adalah bakat satu-satunya
yang ada di dunia?” tanyaku ingin memastikan sendiri dari mulut Reginald.
“Maksudku, bisa saja kan, masih ada Sang Pelihat-Sang Pelihat lain yang
bertebaran di dunia ini. Bahkan menurut rumor yang beredar bahwa ada beberapa organisasi
rahasia yang bekerja sama dengan alien?”
“Itu adalah salah satu hukum alien yang wajib kami rahasiakan,
Jordan,” jawab Reginald untuk pertama kalinya suaranya terasa berat.
“Alien mempunyai hukum?” tanyaku berpaling ke arah Reginald.
“Sulit dipercaya.”
“Seperti kebanyakan mahluk-mahluk supranatural yang lainnya,”
Madam Jamella beranjak dari sofa yang terlihat melayang itu dan bergeser ke
sebelah Julia. “Seperti halnya kisah vampir dan penyihir. Alien juga mempunyai
hukum yang harus dipatuhi.”
Julia mengangguk pelan mendukung ucapan Madam Jamella tentang
hukum alien. Sedangkan Reginald memandangku dengan tatapan aneh.
“Hukum alien dibuat untuk merahasiakan keberadaan bangsa kami,”
Reginald berjalan hilir mudik dengan gusar. “Hukum alien mengatur segala macam
batasan-batasan yang harus kami lakukan. Seperti, kami dilarang menampakan jati
diri di depan manusia ataupun aturan-aturan yang mengatur tentang tata cara
hidup berdampingan dengan manusia tanpa manusia menyadari keberadaan bangsa
kami.”
“Kemari, Jordan,” Reginald melambaikan tangannya ke arahku ketika dia
telah berada di sebelah lukisan silsilah keluarga Matthew. Setidaknya ada
sepuluh lukisan wajah malaikat yang ada di kanvas raksasa itu.
“Ini Rudolf Matthew,” terang Reginald menunjuk sebuah lukisan
lelaki berambut putih berkilau yang telapak tangannya tampak bersinar. “Dia adalah
salah satu keluarga Matthew yang sangat bijaksana dan cerdas,” Reginald
berpaling ke arahku dan kembali melanjutkan menunjuk sebuah lukisan wanita
cantik yang juga berambut putih berkilau dengan mata biru cemerlang. “Sedangkan
dia Pamella, alien jenis Nordics yang menjadi pendamping Rudolf.”
Aku tidak tahu harus berkata apa saat Reginald memperkenalkan
mereka kepadaku. Aku hanya ingin mengetahui siapa lagi sosok-sosok malaikat
yang ada di lukisan itu.
“Lelaki berambut pirang ini Arthur,” Madam Jamella menunjuk wajah
malaikat lain yang berambut sama dengannya. “Sedangkan wanita di sebelahnya ini
Cassandra.”
“Mereka berpasangan,” lanjut Julia sebelum aku menanyakan tentang
hubungan antara Arthur dan Cassandra. “Sama seperti halnya Rudolf dan Pamella.”
“Aku sudah menebaknya,” kataku menunjuk lukisan wajah Reginald dan
Madam Jamella. “Mereka semua berpasangan seperti halnya kalian berdua kan?”
Reginald tersenyum menyambar pinggang Madam Jamella dan mencium
keningnya dengan lembut.
“Siapa dia?” tanyaku menunjuk sebuah wajah malaikat lain yang
berada di antara lukisan Carissa, Laurent dan Julia.
“Dia Samantha,” Julia lah yang menjawab dengan suara pedih. “Dia
saudariku yang mengkhianati keluarga Matthew hanya karena ingin bergabung
dengan Victor dan Hector.”
“Siapa mereka?” aku berpaling ke arah Julia yang wajahnya berubah
merana. “Siapa Victor dan Hector itu?”
“Mereka klan Rasputin,” jawab Reginald. “Klan Rasputin adalah
keluarga tertinggi yang mengatur segala hukum alien. Mereka sangat kuat dan
tegas dalam mengatur hukum alien, tidak ada kesempatan kedua setiap kali bangsa
alien melakukan kesalahan. Kami semua tunduk dan patuh pada klan Rasputin.”
“Klan Rasputin adalah dalang dari semua penculikan manusia dan
berbagai kasus aneh yang menimpa mahluk-mahluk bumi, Jordan,” kata Julia dengan
wajah malaikatnya yang berubah mendung. “Apa kamu pernah dengar tentang kisah
tragis yang dikenal dengan insiden Dyatlov
Pass? Tentang kematian sembilan pendaki di pegunungan Ural di tahun 1959?”
Aku menggeleng. “Aku pernah mendengar beberapa kisah tentang
penculikan yang konon dilakukan alien,” kataku langsung teringat dengan Maykel.
“Hanya saja tentang insiden Ditlon Pass, aku belum pernah mendengarnya.”
“Insiden Dyatlov Pass,
Jordan,” ralat Reginald kembali duduk dengan wajah yang tidak kalah kalut dari
Madam Jamella. “Itu mungkin insiden paling mengerikan yang terjadi pada para backpaper, dan hanya segelintir orang
yang mengetahui akan tragedi ini.” Reginald terdiam seolah terlihat sangat
berat untuk menceritakan hal ini. “Aku tahu, mungkin pandanganmu tentang keluargaku
bakal berubah begitu mendengar kisah tragis ini.”
“Apa maksudnya?” tanyaku berpaling ke arah Julia yang menundukan
kepalanya. “Apa pun yang aku dengar tentang tragedi Dyatlov Pass, tidak akan pernah mengubah pandanganku tentang
keluarga Matthew, Reginald. Aku percaya, jika keluarga Matthew adalah jenis
alien yang baik. Aku sudah baca tentang keluarga Nordics dari berbagai sumber.
Aku tidak pernah mendengar tentang kejahatan yang dilakukan jenis alien
Nordics.”
Reginald tersenyum lemah mendengarnya. “Julia benar tentangmu, kamu
memang manusia yang baik.”
“Aku dididik dengan benar.”
Reginald tertawa lemah sebelum melanjutkan ceritanya. “Tragedi
yang menyerang sembilan pendaki itu adalah salah satu campur tangan klan
Rasputin,” suara Reginald kembali terdengar pedih. “Rasputin memang terkadang
membunuh dan menyiksa manusia hanya untuk sebuah kesenangan dan penelitian yang
dilakukan alien.”
“Mereka membunuh manusia?” tanyaku bergidik membayangkan hal itu.
“Aku pikir mereka hanya sekadar melakukan penculikan untuk penelitian.”
“Ada kalanya para alien juga membunuh manusia untuk mengambil
beberapa bagian tubuh manusia yang diculiknya,” suara Madam Jamella bergetar
mengatakan hal ini. “Seperti yang terjadi dengan para pendaki itu, ada mayat
seorang pendaki yang lidahnya telah hilang, ada pula beberapa pendaki yang
mendapatkan luka dalam seperti patah tulang dada dan kerusakan tengkorak.”
“Banyak spekulasi yang beredar mengenai kasus ini,” lanjut
Reginald. “Para peneliti menyatakan bahwa kematian sembilan pendaki itu
dikarenakan hipotermia, sedangkan tentang seorang pendaki yang lidahnya telah
hilang, para peneliti menyimpulkan bahwa mereka telah diserang oleh kelompok
adat Mansi karena telah melanggar perbatasan tanah mereka.”
“Apa tidak ada yang tahu bahwa semua ini campur tangan alien?” tanyaku
merinding membayangkan pembunuhan yang dilakukan Rasputin.
“Manusia lebih memercayai sesuatu yang bersifat rasional, Jordan. Mereka
tidak memercayai bahwa semua kejadian mengerikan ini adalah campur tangan
alien.”
“Ada sebagian dari mereka yang sebenarnya curiga bahwa semua ini
adalah perbuatan alien, Joe,” Julia memegang lenganku. “Aku tahu sebagian dari
mereka memang melihat cahaya orange
di langit malam waktu terjadi insiden itu. Bahkan salah satu keluarga korban
mengatakan bahwa kulit mayat itu berubah warna menjadi cokelat orange.”
“Selain itu, tim forensik yang memeriksa mayat-mayat itu juga
menemukan beberapa kejanggalan,” lanjut Reginald. “Tim forensik menemukan
pakaian mereka telah terkontaminasi radioaktif dalam dosis tinggi yang
menunjukan bahwa luka-luka fatal mereka bukan diakibatkan oleh pukulan benda
tumpul.”
..
..
Bagi yang penasaran dengan kelanjutannya. Silakan menabung dulu ya... hehehe..
Langganan:
Postingan (Atom)