Pernah suka banget sama satu novel hingga kamu baca
berulang-ulang? Dan kamu mencari-cari karya terbaru dari penulis yang
karyanya kamu sukai itu? Pernah, kan?
Ternyata, setelah
ditelusuri dan diteliti, ada beberapa muatan yang patut kita pelajari
dan peraktekkan dalam penulisan novel agar makin menarik dan ciamik! Apa
saja muatan itu? Yuk, simak muatannya di bawah ini :
1. Kuatnya karakter tokoh.
Pernah baca novel Dilan kara Pidi Baiq? Di mana karakter Dilan itu unik
banget. Gayanya mencintai Milea itu gokil abis. Ceritanya sebenarnya
sederhana, tapi karena sosok Dilan itu gokil abis, novel ini berhasil
membuat yang baca senyum-senyum sendiri. Konon, banyak yang meniru trik
Dilan saat menggaet Milea hingga klepek-klepek. Penasaran sama karakter
Dilan? Baca aja novelnya buat referensi.
2. Menyuguhkan adegan yang menarik dan berkesan.
Untuk adegan yang menarik dan berkesan, saya merekomendasikan novel
Eiffel I'm in love, di mana Rahmania Arunita mikir banget agar adegan
demi adegan dalam novel itu enak untuk di ikuti. Contohnya nih, saat
Tita ketiduran di mobil, Adit menggendongnya sampai ke kamarnya, sebelum
masuk kamar, kepala Tita kejedot pintu karena Adit kepleset. Tita
marah-marah sama Adit. Tapi, pas Tita masuk kamarnya, marahnya sama Adit
jadi hilang, karena di kamarnya penuh mawar putih yang rancang khusus
oleh Adit. Ini salah satu contohnya. Dan masih banyak novel lainnya yang
menyuguhkan adegan yang menarik.
3. Adanya twist/yang Tak Pernah diduga-duga.
4. Adanya bagian yang sangat mengharukan.
Pernah baca novel Laskar Pelangi? Dalam novel ini, ada adegan di mana
Lintang yang terkenal paling cerdas di sekolah, dia tak bisa melanjutkan
sekolah karena terpaksa harus merawat adik-adiknya. Ayahnya meninggal
di laut saat mencari ikan. Lintang harus menggantikan posisi ayahnya.
Padahal, Ibu Muslimah sangat berharap agar lintang dapat terus sekolah.
Nah, bagian ini cukup mengharukan saat dibaca.
5. Alur yang membuat pembaca tertawa dan tersenyum-senyum.
Kalo yang ini, buku-bukunya Raditya Dika jagonya. Penulis satu ini
memang mahir mengolah kata-kata yang mampu membuat pembacanya tertawa.
6. Ending yang menyayat hati dan sangat memilukan.
Karya Habiburrahman El-Shirazy Ayat-Ayat Cinta jadi rekomendasi. Di
mana Fahri baru tahu akan Maria yang terlalu cinta padanya hingga gadis
ini jatuh sakit di saat Fahri sudah menikah dengan Aisha. Aisha meminta
Fahri untuk menikahi Maria agar gadis itu bisa pulih. Namun setelah
Fahri terpaksa menikahi Maria, Maria meninggal dengan mendapatkan
keimanan yang sempurna. Hemm, kamu pasti akan meneteskan air mata ketika
membaca ini.
7. Bab demi babnya mampu menggiring pembaca untuk penasaran.
Mungkin, novel Karya Carel Glastra berjudul A Father's Affair bisa jadi
rekomendasi. Novel yang diterjemahkan ke dalam lebih dari 35 bahasa ini,
tiap babnya mampu membuat penasaran. Kisahnya adalah tentang pertanyaan
anak siapakah, Bo sebenarnya? Armin ayahnya Bo diketahui mandul setelah
ia menikah lagi saat istrinya (mamanya Bo) meninggal. Armin ingin tahu,
siapa yang menghamili istri pertamanya dulu hingga lahir Bo?
Penasaran? Cari novelnya ya. grin emotikon
8. Menemukan banyak kata-kata cerdas yang menjadi permenungan pembaca.
Tidak diragukan lagi, novel-novel karya Dewi Lestari menjadi acuannya.
Yang suka membaca novelnya, pasti seneng banget copas kata-kata
cerdasnya untuk dipajang di tweet atau di FB. Pemikiran-pemikiran
penulis satu ini memang patut diacungi jempol sepuluh. Contohnya nih :
"Alangkah indahnya kalau kita bisa hidup bagai hujan. Turun, menguap, ada. Tanpa beban apa-apa." Supernova - Petir
9. Mengenalkan latar cerita yang membuat pembaca seolah tengah berada di sana dan ingin ke sana.
Novel Laskar Pelangi, sukses mengenalkan Blitung, hingga banyak
wisatawan berkunjung ke sana. Atau novel Lima Menara yang apik banget
mengenalkan dunia pondok pesantren.
10. Menyuguhkan impian tokoh yang seolah itu adalah impian pembaca.
Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata contohnya, mengisahkan perjuangan Ikal dan Aray untuk mencapai impiannya ke Eropa.
Teman-teman, tentunya masih banyak contoh novel-novel keren yang
mengandung muatan seperti di atas. Semoga gizi menulis kali ini
menginspirasi kita untuk menulis yang lebih ciamik lagi.
Kamis, 28 Mei 2015
Minggu, 17 Mei 2015
REVIEW NOVEL REMEDY BY BIONDY ALFIAN
Judul : REMEDY
Penulis : Biondy Alfian
Penerbit : Ice Cube
ISNB : 978-979-91-0818-0
Tebal :13
x 19 cm
Halaman :
vi + 209 Halaman
Cetakan :
Pertama, Februari 2105Sebagai sebuah novel debut, Remedy adalah sebuah novel yang bisa dibilang lain daripada yang lain. Walau cerita ini berkisah di ranah remaja. Tapi ide yang dieksplor oleh penulis benar-benar menarik. Tentang sebuah RAHASIA. Ya, bukankah sebuah rahasia terlalu nikmat untuk tidak dibagikan dengan orang lain? Tampaknya hal inilah yang ingin disampaikan penulis.
Remedy berkisah tentang dua remaja yang sama-sama mempunyai rahasia-rahasia yang berhubungan dengan masa lalunya. Tania, gadis cantik yang seolah selalu menutup diri dari pergaulan. Serta Navin yang ternyata mempunyai dua identitas membuat jalinan cerita ini begitu sangat memikat. Dan hebatnya lagi penulis bisa merangkai rahasia-rahasia itu menjadi sebuah cerita yang bukan hanya menarik, tapi juga membuat rasa penasaran di setiap babnya.
Cerita bermula ketika Tania tanpa sengaja menemukan dompet Navin yang di dalamnya berisi identitas Navin yang ternyata mempunyai dua identitas. Dari penemuan dompet itulah Tania akhirnya berusaha mencari tahu apa siapa sosok sebenarnya Navin. Kenapa dia mempunyai dua identitas yang berbeda? Hingga akhirnya mereka berdua mulai akrab, dan Navin pun merasa sangat penasaran dengan rahasia Tania. Kenapa tubuh cewek itu penuh dengan sayatan luka?
Di sinilah aku harus mengakui kehebatan Biondy Alfian dalam meramu alur cerita yang membuatku seolah menyelami pikiran Navin ataupun Tania. Penulis berhasil membuat ritme cerita yang membuat pembaca tidak rela melepas buku itu sebelum menamatkannya. Selain pemilihan karakter-karakter yang kuat, selalu ada kejutan-kejutan di setiap babnya, dan ketika membaca sampai ending. Aku berhenti sesaat karena rasa shock, sesak, dan merasa trauma begitu mengetahui rahasia Tania. Alasan kenapa tubuhnya penuh sayatan luka? Alasan kenapa jika dia tidak menyayat tubuhnya dia akan mati. Penulis benar-benar memberikan sentuhan akhir yang bukan hanya mengejutkan. Tapi memberikan sebuah trauma mendalam ketika menamatkan kisah ini... :'3
..
Akhir kata, saya sangat suka buku ini. Buat teman-teman, novel ini sangat aku rekomenkan untuk mengetahui sisi-sisi tergelap remaja yang terasa menyayat. Selamat buat Mas Biondy Alfian atas novel debutnya. Ditunggu karya-karyanya yang lain. Aku beri 4 dari lima bintang.
Sabtu, 09 Mei 2015
REVIEW NOVEL SEMESTINYA CINTA BY IRFAN JOURNEY
Sama seperti halnya novel Kak Irfan Journey yang kubaca sebelumnya, novel Semestinya Cinta juga mengusung tema Religi seperti halnya Terima Kasih Ayah. Jika novel Terima Kasih Ayah merupakan kumpulan cerita tentang ayah. Sedangkan Semestinya Cinta adalah sebuah novel religi..
..
Semestinya Cinta berkisah tentang kisah Cinta antara Liem dan Dalia yang terbentuk Ras dan Agama. Di mana Liem yang merupakan pemuda keturunan Tionghoa, sedangkan Dalia merupakan gadis Melayu. Perbedaan inilah yang diusung Penulis, sehingga menciptakan sebuah jalinan cerita yang tidak biasa. Perbedaan inilah yang ingin ditunjukan oleh penulis bahwa cinta tidak mengenal perbedaan jika sudah menyapanya.
..
Walau konfliknya masih seperti kebanyakan cerita-cerita religi, tapi aku pribadi sangat suka dengan setting Pulau Nongsa di tahun 1985. Mengingat tahun itu aku belum dicetak oleh mamah-papah (sok imut). Apalagi keindahan pulau di pesisir barat pulau Batam itu dieksplor dengan baik, sehingga membuatku bisa membayangkan keindahan laut dan sekitarnya...
..
Jadi akhir kata, novel ini sangat pas buat kamu-kamu yang sedang mengalami masa-masa pencarian pasangan. Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita ini. Akhir kata selamat untuk Kak Irfan atas lahirnya novel ini. Semoga kedepannya terus berkarya dengan buku-buku yang lebih yahud.
Pas banget buat bahan bacaan menjelang Ramadhan nanti..
Aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang :D
REVIEW NOVEL MISTERI PATUNG GARAM BY RUWI MEITA
Misteri Patung Garam adalah novel ketiga Mbak Ruwi Meita yang saya baca setelah Apuila Child dan Kaliluna. Dari ketiga novel itu, aku paling suka dengan yang ini. Aku harus mengakui kehebatan seorang Ruwi Meita dalam meramu cerita bernuansa Thiller-Horor dan detektif ini. Ide tentang garam dikemas dengan sangat apik dan memukau, sehingga membuatku rela bergadang hingga malam hanya demi menamatkan cerita polisi idaman Kiri Lamiri dengan kisah cinta bertabur konflik dengan Kenes yang dalam bayanganku seperti Raline Syah.. :3
..
Oke kembali ke review. Misteri Patung Garam berkisah tentang seorang polisi muda bernama Kiri Lamiri dalam menghadapi kasus pembunuhan berantai yang dilakukan pembunuh berdarah dingin yang sangat mengerikan. Pembunuh itu membalut korban-korbannya dengan adonan garam. Membuatnya menjadi sebuah patung dengan terlebih dahulu membuang semua organ dalamnya. (Sampai merinding disko membayangkan kebengisan Lelaki Lavendel itu)
..
Sangat suka dengan semua pembagian karakter dalam novel ini. Kiri dengan sifat peduli yang tertutup egonya sendiri. Kenes si cantik yang mempunyai pribadi menyenangkan, serta Ireng, bocah tengil yang membuatku pengen mejitak kepalanya karena sifatnya yang sedikit nyleneh namun menyenangkan. Belum lagi dengan Inspektur Saut yang terkenal dengan jargon andalannya Kampret Rebus. :D
..
Sangat suka dengan alur maju dalam cerita ini. Seolah aku ikut menyelami sosok pembunuh itu, dan menebak-nebak apa motif si pembunuh, walau Penulis di awal sudah memberikan sedikit clue tentang siapa pembunuh sebenarnya. Namun begitu di ending, saya sama sekali tidak menduga kalau ternyata...... :3
..
Oke itu sekilas review dari saya. Sebagai sebuah novel thiller lokal. Misteri Patung Garam merupakan novel yang sangat indah plus menegangkan. Lebih mengegangkan dari novel The Missing. Akhir kata, selamat utuk mbak Ruwi atas lahirnya novel ini. Ditunggu karya-karya selanjutnya yang lebih yahud. Besar harapan agar novel ini dibuat sekuelnya.. :D..
..
Kekurangannya cuma satu.. novelnya kurang tebal.. Aku kasih 4 bintang dari 5 bintang (y)
Kamis, 07 Mei 2015
Review novel Karena Aku Tak Buta By Redy Kuswanto
Revieuw novel karena aku tak buta.. karya Redy Kuswanto
Dua hari selesai membaca novel ini mungkin rekor tercepat yang pernah aku lakukan. Bahkan novel favoritku si The Hunger Game, selesai dalam lima hari. Lalu kenapa novel setebal 300an lebih bisa kubabat habis dalam dua hari? Tentu saja bukan karena aku mengenal penulisnya, tapi karena memang novel Karena Aku tak Buta bisa dibilang bukan novel biasa.
Oke, salah sati contoh yang membuat novel ini bisa dibilang tidak biasa adalah karena tema yang diambil oleh penulis bukanlah hal yang biasa, bukan tentang lope-lopean yang tabrakan-jadian-putus-nang is-jadian lagi-bahagia. Nah tema yang diambil oleh penulis adalah tentang permainan tradisional.
Permainan Tradisional? Maksudnya? Mungkin ada yang bertanya-tanya apa maksudnya. Nah di sinilah aku mengakui kehebatan seorang Bang Redy Kuswanto meramu tema ini menjadi sebuah jalinan cerita yang bukan hanya indah dan mengalir enjoy, tapi memberikan sebuah pelajaran hidup. Bagaimana generasi sekarang seolah menutup mata dengan tradisi leluhur yang sejatinya mengandung sebuah falsafah yang agung dalam hidup (tumben aku bahasanya tinggi banget :3)
Salah satu falsafah yang bisa diambil dalam permainan tradisional adalah dengan adanya “hom pin pa alaihum gambreng.” Kata-kata itu bukan hanya sekadar sebuah keharusan dalam mengawali sebuah permainan, tapi mengandung sebuah makna yang sama sekali tidak pernah terpikirkan (kalo mau tahu apa maknanya, baca sendiri ya… hihihi :p)
Oke kembali ke reviuew, selainan tema yang unik dan gaya bercerita yang mengalir enjoy, cerita yang maju mundur seru, selalu menyisakan tanda tanya di setiap bab, aku sangat suka pembagian karakter dalam crita ini. Gendis, cewek mandiri yang sangat memikat dengan keserhanaannya, Zad cowok tak kenal kata menyerah yang mempunyai masa lalu yang urakan, serta Yod dan Rhean yang seolah saling melengkapi, plus Fey si kenes yang kadang membuatku ingin menjambak rambutnya karena sikapnya ya Arrrgggghhhh >_<
..
Oke itu beberapa kelebihan yang ada di novel ini. Kalau ada kelebihan, mesti ada kekurangannya loh ya, tapi versi saya.. heheh
Yang pertama, tentang beberapa flas-back dalam cerita yang terkadang membingungkan, penjelasan tentang beberapa hal yang terasa seperti membaca sebuah artikel. Tapi terlebih dari semua itu aku pribadi sangat suka cerita ini, apalagi setting di Jogja, Magelang, Merapi begitu terasa nyata…
So akhir kata, sebagai novel debut, Bang Redy telah berhasil membuat sesuatu yang beda dengan jalinan cerita berasa “Indonesia” yang benar-benar kuat. Aku kasih 4 bintang dari 5 bintang deh.. like emotikon
Dua hari selesai membaca novel ini mungkin rekor tercepat yang pernah aku lakukan. Bahkan novel favoritku si The Hunger Game, selesai dalam lima hari. Lalu kenapa novel setebal 300an lebih bisa kubabat habis dalam dua hari? Tentu saja bukan karena aku mengenal penulisnya, tapi karena memang novel Karena Aku tak Buta bisa dibilang bukan novel biasa.
Oke, salah sati contoh yang membuat novel ini bisa dibilang tidak biasa adalah karena tema yang diambil oleh penulis bukanlah hal yang biasa, bukan tentang lope-lopean yang tabrakan-jadian-putus-nang
Permainan Tradisional? Maksudnya? Mungkin ada yang bertanya-tanya apa maksudnya. Nah di sinilah aku mengakui kehebatan seorang Bang Redy Kuswanto meramu tema ini menjadi sebuah jalinan cerita yang bukan hanya indah dan mengalir enjoy, tapi memberikan sebuah pelajaran hidup. Bagaimana generasi sekarang seolah menutup mata dengan tradisi leluhur yang sejatinya mengandung sebuah falsafah yang agung dalam hidup (tumben aku bahasanya tinggi banget :3)
Salah satu falsafah yang bisa diambil dalam permainan tradisional adalah dengan adanya “hom pin pa alaihum gambreng.” Kata-kata itu bukan hanya sekadar sebuah keharusan dalam mengawali sebuah permainan, tapi mengandung sebuah makna yang sama sekali tidak pernah terpikirkan (kalo mau tahu apa maknanya, baca sendiri ya… hihihi :p)
Oke kembali ke reviuew, selainan tema yang unik dan gaya bercerita yang mengalir enjoy, cerita yang maju mundur seru, selalu menyisakan tanda tanya di setiap bab, aku sangat suka pembagian karakter dalam crita ini. Gendis, cewek mandiri yang sangat memikat dengan keserhanaannya, Zad cowok tak kenal kata menyerah yang mempunyai masa lalu yang urakan, serta Yod dan Rhean yang seolah saling melengkapi, plus Fey si kenes yang kadang membuatku ingin menjambak rambutnya karena sikapnya ya Arrrgggghhhh >_<
..
Oke itu beberapa kelebihan yang ada di novel ini. Kalau ada kelebihan, mesti ada kekurangannya loh ya, tapi versi saya.. heheh
Yang pertama, tentang beberapa flas-back dalam cerita yang terkadang membingungkan, penjelasan tentang beberapa hal yang terasa seperti membaca sebuah artikel. Tapi terlebih dari semua itu aku pribadi sangat suka cerita ini, apalagi setting di Jogja, Magelang, Merapi begitu terasa nyata…
So akhir kata, sebagai novel debut, Bang Redy telah berhasil membuat sesuatu yang beda dengan jalinan cerita berasa “Indonesia” yang benar-benar kuat. Aku kasih 4 bintang dari 5 bintang deh.. like emotikon
Review Malam Minggu untuk Jingka By Anita Utami
Setelah Pak Pos mendaki gunung melewati lembah karena salah alamat kayak #Ayu_Ting_Ting.. Akhirnya nopelnya si cantik Nabila Syakieb alias Anita sampai juga seminggu yang lalu. Maaf baru Oplod sekarang.. hihihi
===
Oke ini repiunya yak...
"Jika kau mendengar, simpanlah dalam hatimu, aku selalu merindu. Tidak peduli apa yang Tuhan perbuat untuk kita. Dalam jiwaku, selamanya kamu tetap milik nyawaku."
Pada awalnya aku bingung dengan tagline ini. Tapi begitu baca sampai ending dalam sehari hari (Sampai bela-belain baca di toilet juga) #plak. Akhirnya aku paham maksud tagline ini, dan itu sangat cry emotikon
Dari segi cerita aku suka, cerita ini berkisah tentang Jingga yang selalu menutup hatinya terhadap siapa pun karena masa lalunya dengan cowok bernama Galih, sampai-sampai teman satu rumah yang bernama Faira bela-belain memperkenalkan Jingga dengan laki-laki temannya, tapi Jingga tetap menutup hatinya. Belum lagi kehadiran Fedi, Hugo dan Julian membuatku menebak-nebak dengan siapa akhirnya si Jingga itu, walau yah, tentu saja dugaanku salah. Anita mampu meramu cinta segi empat itu dengan apik dan tidak mudah ditebak ^^. Apalagi ending tentang Faira, aku sama sekali tidak menduga kalau ternyata dia.... (baca sendiri, dijamin terkejut :o)
Oke dari segi karakter, pada mulanya aku sebal dengan keras kepalanya si Jingga, hingga aku pengen jitak mesra kepalanya itu colonthree emotikon. Tapi begitu baca bab-bab selanjutnya, akhirnya aku malah kagum dengan karakter Jingga. Ada alasan kuat kenapa Jingga selalu menutup hatinya terhadap lelaki lain.
==
Soo buat teman-teman yang kebetulan melihat nopel ini di Toko Buku, jangan sungkan-sungkan untuk menculik nopel ini yak... ^^ dijamin gak nyesel dah
===
Oke ini repiunya yak...
"Jika kau mendengar, simpanlah dalam hatimu, aku selalu merindu. Tidak peduli apa yang Tuhan perbuat untuk kita. Dalam jiwaku, selamanya kamu tetap milik nyawaku."
Pada awalnya aku bingung dengan tagline ini. Tapi begitu baca sampai ending dalam sehari hari (Sampai bela-belain baca di toilet juga) #plak. Akhirnya aku paham maksud tagline ini, dan itu sangat cry emotikon
Dari segi cerita aku suka, cerita ini berkisah tentang Jingga yang selalu menutup hatinya terhadap siapa pun karena masa lalunya dengan cowok bernama Galih, sampai-sampai teman satu rumah yang bernama Faira bela-belain memperkenalkan Jingga dengan laki-laki temannya, tapi Jingga tetap menutup hatinya. Belum lagi kehadiran Fedi, Hugo dan Julian membuatku menebak-nebak dengan siapa akhirnya si Jingga itu, walau yah, tentu saja dugaanku salah. Anita mampu meramu cinta segi empat itu dengan apik dan tidak mudah ditebak ^^. Apalagi ending tentang Faira, aku sama sekali tidak menduga kalau ternyata dia.... (baca sendiri, dijamin terkejut :o)
Oke dari segi karakter, pada mulanya aku sebal dengan keras kepalanya si Jingga, hingga aku pengen jitak mesra kepalanya itu colonthree emotikon. Tapi begitu baca bab-bab selanjutnya, akhirnya aku malah kagum dengan karakter Jingga. Ada alasan kuat kenapa Jingga selalu menutup hatinya terhadap lelaki lain.
==
Soo buat teman-teman yang kebetulan melihat nopel ini di Toko Buku, jangan sungkan-sungkan untuk menculik nopel ini yak... ^^ dijamin gak nyesel dah
CERPEN : RAJA JATUH CINTA
CERPEN RAJA JATUH CINTA. DIMUAT DI MAJALAH HAI EDISI 26 JAN-01 FEB 2015
Konsep "Raja" Yang telah dilengserkan, menarik dihubungkan dengan jatuh cinta... Begitulah surat cinta dari editor Hai ^^
Ide awal cerpen ini berasal dari lagu Numata dengan judul yang sama. Soo, selamat membaca cerpen sederhana ini ya... :)
Raja Jatuh Cinta
By
Ragiel Jepe
Sebagai seorang remaja berusia tujuh belas tahun, gue bisa dibilang mempunyai segalanya. Gue tampan dan kaya. Tidak susah bagi gue untuk mendapatkan hati para cewek yang ada di sekolah ini. Hanya tinggal memberikan bunga dan kata-kata romantis, gue jamin dalam hitungan tujuh detik, cewek itu akan tunduk seperti anak kucing.
Bagi gue, cewek itu tidak ada ubahnya dengan sebuah baju. Mana yang pantas dipakai buat nonton, mana yang pantas dipakai buat ke pesta dan mana yang pantas dipakai buat makan malam. Gue tinggal pilih satu di antara banyak cewek yang sudah gue jadikan pacar, gue tidak peduli dengan perasaan mereka begitu mengetahui gue mempunyai cewek lain, toh kalau mereka minta putus, yang rugi mereka sendiri.
Gue tidak peduli dengan sebuatan Raja jatuh cinta yang diberikan dua sahabat gue, Adit dan Abi. Bagi gue sebutan itu malah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, menandakan bahwa semua cewek di sekolah ini menginginkan gue.
“Lo udah jadian sama Niken?” tanya Abi saat kami sedang berada di kantin. “Bukankah lo masih jadian sama Nadia itu?”
“Nadia udah nggak menarik lagi buat gue,” jawab gue cepat. “Kalau lo mau ambil saja dia, bro.”
“Bukankah baru satu minggu yang lalu kalian jadian?” timpal Adit terus mengunyah bakso yang dia pesan.
“Jangan panggil gue Raja Hutama kalau gue nggak bisa dapetin Niken,” kata gue nyengir. “Gue udah nggak ada kecocokan lagi sama si Nadia itu.”
Dari kejauhan, gue melihat seorang cewek datang mendekati gue, cewek itu adalah Niken. “Hai, semuanya…” sapa Niken ceria saat gue mempersilakannya untuk duduk di sebelah gue.
“Lo mau makan apa, honey?” tanya gue pura-pura mengambil bulu mata yang jatuh di mata Niken.
“Apa aja deh,” Niken tersenyum ketika gue usap pipinya dengan lembut. “Asal makan bareng sama lo, gue sudah bahagia.”
Gue tersenyum paling manis mendengarnya. Gue melirik ke arah Adit dan Abi untuk meninggalkan meja ini. Adit dan Abi akhirnya meninggalkan gue dan Niken. “Lo cantik, pasti sangat beruntung yang jadi cowok lo nanti.”
Niken kembali tersenyum, kali ini dia agak tersipu dengan ucapan gue. “Lo berlebihan, Raja, gue cewek yang biasa saja.”
“Bicara lo sangat indah, Niken,” gumam gue menggunakan kata-kata pamungkas. “Senang rasanya bisa duduk sama lo, membicarakan tentang masa depan kita yang indah, bagaimana menurut lo?”
“Apanya?”
“Masa depan kita, maukah lo menemani gue menggapai masa depan?”
“Raja… gue...”
“Gue cinta lo,” kata gue langsung, tanpa basa-basi. “Maukah lo jadi pacar gue?”
Niken mengangkat wajahnya dan gue langsung tahu jika Niken telah termakan rayuan gue. Wajah Niken kembali bersemu merah ketika gue membelai kepalanya. “Niken, gue mencintai lo.”
Niken mengangguk menerima cinta gue.
***
Sama seperti hubungan yang sudah-sudah, hubungan kami hanya bertahan dua minggu, gue benar-benar sudah bosan dengan Niken. Gue tidak peduli ketika Niken menangis tersedu-sedu ketika gue memutusnya, tapi gue tentu saja tidak mudah terpengaruh dengan air mata itu itu. Gue tetap memutuskan Niken.
“Kali ini siapa korban selanjutnya?” Adit menggeleng-gelengkan kepalanya ketika gue menceritakan perihal putusnya hubungan gue sama Niken. “Lo benar-benar playboy, setiap bulan lo selalu ganti cewek, bener-bener gila lo.”
“Cewek bagi gue itu seperti baju,” Kata gue terpesona dengan seorang gadis yang tiba-tiba lewat di hadapan gue. “Kalau sudah bosan, bukankah sebaiknya kita ganti yang baru.”
Abi dan Adit hanya tertawa.
“Bagaimana kalau kita taruhan?” tantang Adit tiba-tiba.
“Taruhan apa?” tanya gue cuek.
“Lo kenal Malla?”
“Yang tampilannya cupu itu?” gue jijik jika mengingat gadis berkacamata tebal itu. “Ada apa dengan dia?”
“Bagaimana kalau kita taruhan, apakah lo bisa membuat Malla jatuh cinta sama lo dalam waktu satu minggu?”
“Apa taruhannya?” gue cukup bimbang untuk menerima tatangan Adit untuk mendekati Malla.
“Kalau lo bisa membuat Malla jatuh cinta sama lo dalam waktu satu minggu, gue traktir lo selama tiga bulan.”
“Gue nggak setuju. Bagaimana jika gue menang, lo yang pacaran sama Malla?” tantang gue balik. “Jika gue berhasil membuat dia jatuh cinta sama gue, lo harus ngumumin di lapangan kalau lo mencintai Malla.”
“Deal.” Adit menjabat tangan gue. “Itu berati jika lo gagal, lo harus mengumumkan kepada semua orang yang ada di sekolah bahwa lo mencintai Malla?”
Gue mengangguk sebagai jawaban.
Maka dimulailah misi gue mendekati Malla. “Hai…” sapa gue ketika melihat Malla di perpus. “Boleh gue bicara sebentar sama lo?”
Malla hanya mengangkat wajahnya. “Gue nggak ada waktu,” jawab Malla meninggalkan gue sendirian di perpus.
Hari kedua gue menjalankan misi ini, tampaknya juga gagal, dia menolak ketika gue memberinya bunga. Bahkan, pada hari ketiga gue dekati Malla, dia dengan sangat sok menolak gue saat gue mencoba untuk mengajaknya nonton bioskop.
Pada hari keempat akhirnya Malla mulai mau mengajak gue bicara walau hanya dijawab dengan kata “em” dan “ya”. Tapi setidaknya, dalam tiga hari kedepan gue mungkin mempunyai kesempatan untuk membuat Malla jatuh cinta pada gue.
Hari kelima dan keenam, entah kenapa gue mulai merasa ada sebuah perasaan aneh ketika Malla mengajak gue ke sebuah panti asuhan yang selama ini dikelolanya. Sumpah, gue sama sekali tidak menduga jika Malla mempunyai sifat mulia seperti ini. Melihat sifat dan tabiat Malla saat mengurusi seorang anak autis, membuat gue malu terhadap diri sendiri. Gue yang selama ini selalu hidup dalam kemewahan seolah sedikit mendapat cahaya terang dari ketulusan Malla. Jika selama ini gue menganggap semua cewek hanya seperti baju, tapi tidak dengan dia, gue merasa bahwa Malla ada sebuah koleksi baju yang sangat mahal dan langka.
Hari ketujuh. Ini adalah hari terakhir gue bertaruhan dengan Adit, gue mengaku kalah dengan Adit karena akhirnya gelar Raja jatuh cinta yang gue sandang selama ini telah dikalahkan Malla. Gue bersyukur karena kalah dari taruhan itu, sehingga gue bisa menutupi kebenaran jika gue telah benar-benar jatuh cinta kepadanya.
Ide awal cerpen ini berasal dari lagu Numata dengan judul yang sama. Soo, selamat membaca cerpen sederhana ini ya... :)
Raja Jatuh Cinta
By
Ragiel Jepe
Sebagai seorang remaja berusia tujuh belas tahun, gue bisa dibilang mempunyai segalanya. Gue tampan dan kaya. Tidak susah bagi gue untuk mendapatkan hati para cewek yang ada di sekolah ini. Hanya tinggal memberikan bunga dan kata-kata romantis, gue jamin dalam hitungan tujuh detik, cewek itu akan tunduk seperti anak kucing.
Bagi gue, cewek itu tidak ada ubahnya dengan sebuah baju. Mana yang pantas dipakai buat nonton, mana yang pantas dipakai buat ke pesta dan mana yang pantas dipakai buat makan malam. Gue tinggal pilih satu di antara banyak cewek yang sudah gue jadikan pacar, gue tidak peduli dengan perasaan mereka begitu mengetahui gue mempunyai cewek lain, toh kalau mereka minta putus, yang rugi mereka sendiri.
Gue tidak peduli dengan sebuatan Raja jatuh cinta yang diberikan dua sahabat gue, Adit dan Abi. Bagi gue sebutan itu malah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, menandakan bahwa semua cewek di sekolah ini menginginkan gue.
“Lo udah jadian sama Niken?” tanya Abi saat kami sedang berada di kantin. “Bukankah lo masih jadian sama Nadia itu?”
“Nadia udah nggak menarik lagi buat gue,” jawab gue cepat. “Kalau lo mau ambil saja dia, bro.”
“Bukankah baru satu minggu yang lalu kalian jadian?” timpal Adit terus mengunyah bakso yang dia pesan.
“Jangan panggil gue Raja Hutama kalau gue nggak bisa dapetin Niken,” kata gue nyengir. “Gue udah nggak ada kecocokan lagi sama si Nadia itu.”
Dari kejauhan, gue melihat seorang cewek datang mendekati gue, cewek itu adalah Niken. “Hai, semuanya…” sapa Niken ceria saat gue mempersilakannya untuk duduk di sebelah gue.
“Lo mau makan apa, honey?” tanya gue pura-pura mengambil bulu mata yang jatuh di mata Niken.
“Apa aja deh,” Niken tersenyum ketika gue usap pipinya dengan lembut. “Asal makan bareng sama lo, gue sudah bahagia.”
Gue tersenyum paling manis mendengarnya. Gue melirik ke arah Adit dan Abi untuk meninggalkan meja ini. Adit dan Abi akhirnya meninggalkan gue dan Niken. “Lo cantik, pasti sangat beruntung yang jadi cowok lo nanti.”
Niken kembali tersenyum, kali ini dia agak tersipu dengan ucapan gue. “Lo berlebihan, Raja, gue cewek yang biasa saja.”
“Bicara lo sangat indah, Niken,” gumam gue menggunakan kata-kata pamungkas. “Senang rasanya bisa duduk sama lo, membicarakan tentang masa depan kita yang indah, bagaimana menurut lo?”
“Apanya?”
“Masa depan kita, maukah lo menemani gue menggapai masa depan?”
“Raja… gue...”
“Gue cinta lo,” kata gue langsung, tanpa basa-basi. “Maukah lo jadi pacar gue?”
Niken mengangkat wajahnya dan gue langsung tahu jika Niken telah termakan rayuan gue. Wajah Niken kembali bersemu merah ketika gue membelai kepalanya. “Niken, gue mencintai lo.”
Niken mengangguk menerima cinta gue.
***
Sama seperti hubungan yang sudah-sudah, hubungan kami hanya bertahan dua minggu, gue benar-benar sudah bosan dengan Niken. Gue tidak peduli ketika Niken menangis tersedu-sedu ketika gue memutusnya, tapi gue tentu saja tidak mudah terpengaruh dengan air mata itu itu. Gue tetap memutuskan Niken.
“Kali ini siapa korban selanjutnya?” Adit menggeleng-gelengkan kepalanya ketika gue menceritakan perihal putusnya hubungan gue sama Niken. “Lo benar-benar playboy, setiap bulan lo selalu ganti cewek, bener-bener gila lo.”
“Cewek bagi gue itu seperti baju,” Kata gue terpesona dengan seorang gadis yang tiba-tiba lewat di hadapan gue. “Kalau sudah bosan, bukankah sebaiknya kita ganti yang baru.”
Abi dan Adit hanya tertawa.
“Bagaimana kalau kita taruhan?” tantang Adit tiba-tiba.
“Taruhan apa?” tanya gue cuek.
“Lo kenal Malla?”
“Yang tampilannya cupu itu?” gue jijik jika mengingat gadis berkacamata tebal itu. “Ada apa dengan dia?”
“Bagaimana kalau kita taruhan, apakah lo bisa membuat Malla jatuh cinta sama lo dalam waktu satu minggu?”
“Apa taruhannya?” gue cukup bimbang untuk menerima tatangan Adit untuk mendekati Malla.
“Kalau lo bisa membuat Malla jatuh cinta sama lo dalam waktu satu minggu, gue traktir lo selama tiga bulan.”
“Gue nggak setuju. Bagaimana jika gue menang, lo yang pacaran sama Malla?” tantang gue balik. “Jika gue berhasil membuat dia jatuh cinta sama gue, lo harus ngumumin di lapangan kalau lo mencintai Malla.”
“Deal.” Adit menjabat tangan gue. “Itu berati jika lo gagal, lo harus mengumumkan kepada semua orang yang ada di sekolah bahwa lo mencintai Malla?”
Gue mengangguk sebagai jawaban.
Maka dimulailah misi gue mendekati Malla. “Hai…” sapa gue ketika melihat Malla di perpus. “Boleh gue bicara sebentar sama lo?”
Malla hanya mengangkat wajahnya. “Gue nggak ada waktu,” jawab Malla meninggalkan gue sendirian di perpus.
Hari kedua gue menjalankan misi ini, tampaknya juga gagal, dia menolak ketika gue memberinya bunga. Bahkan, pada hari ketiga gue dekati Malla, dia dengan sangat sok menolak gue saat gue mencoba untuk mengajaknya nonton bioskop.
Pada hari keempat akhirnya Malla mulai mau mengajak gue bicara walau hanya dijawab dengan kata “em” dan “ya”. Tapi setidaknya, dalam tiga hari kedepan gue mungkin mempunyai kesempatan untuk membuat Malla jatuh cinta pada gue.
Hari kelima dan keenam, entah kenapa gue mulai merasa ada sebuah perasaan aneh ketika Malla mengajak gue ke sebuah panti asuhan yang selama ini dikelolanya. Sumpah, gue sama sekali tidak menduga jika Malla mempunyai sifat mulia seperti ini. Melihat sifat dan tabiat Malla saat mengurusi seorang anak autis, membuat gue malu terhadap diri sendiri. Gue yang selama ini selalu hidup dalam kemewahan seolah sedikit mendapat cahaya terang dari ketulusan Malla. Jika selama ini gue menganggap semua cewek hanya seperti baju, tapi tidak dengan dia, gue merasa bahwa Malla ada sebuah koleksi baju yang sangat mahal dan langka.
Hari ketujuh. Ini adalah hari terakhir gue bertaruhan dengan Adit, gue mengaku kalah dengan Adit karena akhirnya gelar Raja jatuh cinta yang gue sandang selama ini telah dikalahkan Malla. Gue bersyukur karena kalah dari taruhan itu, sehingga gue bisa menutupi kebenaran jika gue telah benar-benar jatuh cinta kepadanya.
Langganan:
Postingan (Atom)